Thursday, December 29, 2011

Menuju Bertemu Pak Jokowi


aku berpose depan balaikota Surakarta
Hari natal 2011, aku menginjakkan kaki di balaikota Solo. Niatku cuma satu yakni bertemu dengan Pak Jokowi. Saya penasaran dengan media yang sering meliput tentang beliau. Beliau dijagokan berbagai pihak tuk menjadi DKI-1 atau bahkan RI-1. Pak Satpol PP yang menjaga kantor walikota ini memberi tahuku bahwa hari ini dan besok kantor libur. Aku sempat kecewa karena rencanaku di Solo cuman dua harian jadi minimal tiga hari.

Badanku panas keringat, aku mandi di kamar mandi masjid balaikota. Airnya tidak dingin kayak di Bandung. Segerlah yang penting. Mandi ini sebagai pelengkap kembalinya tenaga setelah sebelumnya sarapan soto ayam di belakang pasar Gedhe Solo. Sebelum melanjutkan perjalanan, aku sempatkan tuk sholat dua rakaat tahiyatul masjid dan dua rakaat sholat dhuha serta baca al-qur’an beberapa ayat.

Perjalanan pertamaku jelas hendak menemui Pak Wali. Tidak ada di kantor, mungkin ada di rumah dinasnya. Pak Satpol PP memberitahu alamat rumah Pak Wali yakni di dekat Grand Mall. Aku segera kesana dengan angkot lalu berjalan kaki cukup jauh. Sesampai di rumah Pak Wali, aku bertemu dengan personil satpol PP lagi. Beliau memberitahuku bahwa Pak wali sedang keluar kota. Akupun cukup kecewa. Beliau menyuruhku tuk datang ke kantor Pak wali hari selasa. Akupun ambil gambar rumah dinas Pak Wali yang cukup megah ini.

Aku cukup penasaran dengan pasar klewer Solo. Akupun kesana dan beli batik yang akan kupakai saat bertemu Pak Wali hari selasa besok. Batik yang kubeli seharga Rp 50.000,00 ini merupakan model batik Cirebon (megamendung). Aku bingung akan kualitas tingkat kebagusan batik yang kubeli ini. Moga nanti aku punya istri yang bisa memilihkan baju. Hehe.

Azan zuhur berkumandang , namun aku masih milih baju. Setelah fix, aku berjalan menuju masjid Gedhe Solo tuk sholat zuhur dan ashar (jama’). Selanjutnya aku istirahat sejenak merebahkan badan lalu cari angkringan dan makan. Ternyata lauknya sama dengan pagi tadi “soto ayam”. Tidak masalahlah yang penting perut tidak keroncongan. Abis makan, aku sempat keliling bentar alun-alun dan kraton. Kuambil gambar bentar, lalu aku menuju Sukoharjo (rumah Amri FTMD 2011). Untuk kesana, aku harus naik angkot di Gading. Akses ke gading pake becak dengan tarif Rp 6.000,00. Lumayan lah bisa lihat pemandangan alun-alun utara, wilayah kesultanan (kraton), alun-alun selatan dan tentunya kerbau Kyai Slamet di kawasan alun-alun Selatan.

Perjalanan ke Sukoharjo via angkot wahyu putro. Sesuai amanat Amri, aku nunggu di stadion Jombor. Amri jemput aku pake motor menuju rumahnya. Inilah pertama kalinya aku bermukim di Sukoharjo. Kabupaten yang kukira sebelumnya bagian yang menyatu dengan kota Surakarta.

Kota Sukoharjo merupakan kota kecil yang cukup bagus. Ketenangan dari macet, keluasan halaman rumah dan jalan lintas kampung menjadi kelebihan tersendiri bagi kota ini. Aku sempat keliling alun-alun dan menikmati pemandangan malam dengan cangkruk di angkringan. Aku juga sempat buktikan kalo dokter lampu memang benar-benar ada di Solo. Hehe.

Besoknya (26 Desember 2011), aku ingin membuktikan kembali ketangguhan Pak Jokowi dengan langsung terjun ke warga. Sekitar jam 7, dari Sukoharjo aku menuju Gading tuk menuju pasar Klithikan Notoharjo Solo. Konon, penghuni pasar ini pindah dari lokasi semula ke tempat ini tanpa kekerasan sedikitpun. Aku ambil sampel beberapa penjual untuk kutanya tentang Pak Jokowi. Semua memandang pak Jokowi merupakan walikota yang baik. Aku ambil gambar beberapa tentang pasar ini.

Seperti saat berangkat, pulang dari pasar ini kulalui dengan berjalan kaki. Capek banget yakin. Aku menunggu bus wahyu putro jalur B selama hampir sejam di Gading. Tujuan selanjutnya adalah monument 45. Sambil Tanya-tanya, akhirnya ketemu juga. Monumen ini kurang terawat dengan baik. Lokasinya dekat dengan Pasar Legi dan cukup asri. Banyak orang yang berkunjung ke tempat ini sekedar duduk-duduk atau ngobrol saja.
aku di tribun penonton VIP Stadion Manahan Solo

Waktu menunjukkan belum azan duhur, aku menuju stadion Manahan Solo dengan becak. Perjalanan dengan becak sangat nikmat. Perjalanan memakan beberapa menit dari monumen. Tiba tepat di kompleks stadion Manahan. Subhanallah. Cukup indah lokasi stadion ini dibanding stadion Surajaya Lamongan. Aku masuk stadion, ambil gambar dan sempat megang lintasan lari. Benar-benar kelas internasional. Hehe

Pulangnya, aku foto depan replika ASEAN PARAGAMES 2011. Perjalanan selanjutnya UMS tuk ketemu saudara dari pihak ayah. Sesampai di UMS, aku jama’ qoshor zuhur dan ashar. Setelah sholat,  saudaraku, Zaim membawaku ke asramanya di KH Mas Mansyur International Dormitory UMS. Ya, disini aku sempat menjadi santri dalam semalam. Hehe.

To be continue…

0 komentar: