aku berpose depan balaikota Surakarta |
Hari natal 2011, aku menginjakkan kaki di
balaikota Solo. Niatku cuma satu yakni bertemu dengan Pak Jokowi. Saya
penasaran dengan media yang sering meliput tentang beliau. Beliau dijagokan
berbagai pihak tuk menjadi DKI-1 atau bahkan RI-1. Pak Satpol PP yang menjaga
kantor walikota ini memberi tahuku bahwa hari ini dan besok kantor libur. Aku
sempat kecewa karena rencanaku di Solo cuman dua harian jadi minimal tiga hari.
Badanku panas keringat, aku mandi di kamar
mandi masjid balaikota. Airnya tidak dingin kayak di Bandung. Segerlah yang
penting. Mandi ini sebagai pelengkap kembalinya tenaga setelah sebelumnya
sarapan soto ayam di belakang pasar Gedhe Solo. Sebelum melanjutkan perjalanan,
aku sempatkan tuk sholat dua rakaat tahiyatul
masjid dan dua rakaat sholat dhuha
serta baca al-qur’an beberapa ayat.
Perjalanan pertamaku jelas hendak menemui Pak
Wali. Tidak ada di kantor, mungkin ada di rumah dinasnya. Pak Satpol PP
memberitahu alamat rumah Pak Wali yakni di dekat Grand Mall. Aku segera kesana
dengan angkot lalu berjalan kaki cukup jauh. Sesampai di rumah Pak Wali, aku
bertemu dengan personil satpol PP lagi. Beliau memberitahuku bahwa Pak wali
sedang keluar kota. Akupun cukup kecewa. Beliau menyuruhku tuk datang ke kantor
Pak wali hari selasa. Akupun ambil gambar rumah dinas Pak Wali yang cukup megah
ini.
Aku cukup penasaran dengan pasar klewer Solo.
Akupun kesana dan beli batik yang akan kupakai saat bertemu Pak Wali hari
selasa besok. Batik yang kubeli seharga Rp 50.000,00 ini merupakan model batik
Cirebon (megamendung). Aku bingung akan kualitas tingkat kebagusan batik yang
kubeli ini. Moga nanti aku punya istri yang bisa memilihkan baju. Hehe.
Azan zuhur berkumandang , namun aku masih
milih baju. Setelah fix, aku berjalan
menuju masjid Gedhe Solo tuk sholat zuhur dan ashar (jama’). Selanjutnya aku istirahat sejenak merebahkan badan lalu
cari angkringan dan makan. Ternyata lauknya sama dengan pagi tadi “soto ayam”.
Tidak masalahlah yang penting perut tidak keroncongan. Abis makan, aku sempat
keliling bentar alun-alun dan kraton. Kuambil gambar bentar, lalu aku menuju
Sukoharjo (rumah Amri FTMD 2011). Untuk kesana, aku harus naik angkot di
Gading. Akses ke gading pake becak dengan tarif Rp 6.000,00. Lumayan lah bisa
lihat pemandangan alun-alun utara, wilayah kesultanan (kraton), alun-alun
selatan dan tentunya kerbau Kyai Slamet di kawasan alun-alun Selatan.
Perjalanan ke Sukoharjo via angkot wahyu
putro. Sesuai amanat Amri, aku nunggu di stadion Jombor. Amri jemput aku pake
motor menuju rumahnya. Inilah pertama kalinya aku bermukim di Sukoharjo.
Kabupaten yang kukira sebelumnya bagian yang menyatu dengan kota Surakarta.
Kota Sukoharjo merupakan kota kecil yang
cukup bagus. Ketenangan dari macet, keluasan halaman rumah dan jalan lintas
kampung menjadi kelebihan tersendiri bagi kota ini. Aku sempat keliling
alun-alun dan menikmati pemandangan malam dengan cangkruk di angkringan. Aku juga sempat buktikan kalo dokter lampu
memang benar-benar ada di Solo. Hehe.
Besoknya (26 Desember 2011), aku ingin
membuktikan kembali ketangguhan Pak Jokowi dengan langsung terjun ke warga.
Sekitar jam 7, dari Sukoharjo aku menuju Gading tuk menuju pasar Klithikan Notoharjo
Solo. Konon, penghuni pasar ini pindah dari lokasi semula ke tempat ini tanpa
kekerasan sedikitpun. Aku ambil sampel beberapa penjual untuk kutanya tentang
Pak Jokowi. Semua memandang pak Jokowi merupakan walikota yang baik. Aku ambil
gambar beberapa tentang pasar ini.
Seperti saat berangkat, pulang dari pasar ini
kulalui dengan berjalan kaki. Capek banget yakin. Aku menunggu bus wahyu putro
jalur B selama hampir sejam di Gading. Tujuan selanjutnya adalah monument 45.
Sambil Tanya-tanya, akhirnya ketemu juga. Monumen ini kurang terawat dengan
baik. Lokasinya dekat dengan Pasar Legi dan cukup asri. Banyak orang yang
berkunjung ke tempat ini sekedar duduk-duduk atau ngobrol saja.
aku di tribun penonton VIP Stadion Manahan Solo |
Waktu menunjukkan belum azan duhur, aku
menuju stadion Manahan Solo dengan becak. Perjalanan dengan becak sangat
nikmat. Perjalanan memakan beberapa menit dari monumen. Tiba tepat di kompleks
stadion Manahan. Subhanallah. Cukup
indah lokasi stadion ini dibanding stadion Surajaya Lamongan. Aku masuk
stadion, ambil gambar dan sempat megang lintasan lari. Benar-benar kelas
internasional. Hehe
Pulangnya, aku foto depan replika ASEAN
PARAGAMES 2011. Perjalanan selanjutnya UMS tuk ketemu saudara dari pihak ayah.
Sesampai di UMS, aku jama’ qoshor
zuhur dan ashar. Setelah sholat, saudaraku,
Zaim membawaku ke asramanya di KH Mas Mansyur International Dormitory UMS. Ya, disini aku sempat menjadi santri
dalam semalam. Hehe.
To be continue…
0 komentar:
Post a Comment