Sore tadi (4 Januari 2012) sekitar jam 15.00
WIB, aku sendiri tanpa teman bergegas menuju stadion Surajaya Lamongan.
Parkiran sangat penuh, untung ada parkiran dadakan depan Pengadilan Negeri
Lamongan sehingga motorku aman. Cuaca sore ini basah dengan hujan
rintik-rintik. Aku masuk stadion dengan memakai jas hujan merah. Sangat tidak
seragam dengan seragam LA Mania, biru laut.
Aku sengaja beli tiket kelas ekonomi Rp.
20.000,00. Aku ingin sekali deket dengan para suporter yang bagi sebagian orang
dibilang ngeri. Aku ingin ketribun paling atas. Setelah dapet tiket, aku pun
cari pintu dan masuk tribun mayoritas suporter. Aku muter-muter cari tempat
yang pas buat dokumentasi. Tribun demi tribun kujelajahi. Mulai dari tribun
dekat pintu sampai tribun pojok batas dengan tribun kelas VIP. Kulihat suporter
dengan penuh emosional meneriakkan yel-yel bersama-sama namun kurang kompak.
Ada dua titik suporter.
pemandu supporter |
Pertama tepat di bawah papan skor dan kedua dibelakang
gawang sebelah utara. Untuk yang pertama jauh lebih ramai dari yang kedua. Ini
dipimpin oleh pemandu yel-yel yang terdiri dari dua pria dan satu wanita. Yang
wanita sengaja dipilih yang cantik. Yang bodinya seksi, mulus dan berpakaian
minim. Astaghfirullah. Ini mungkin
strategi agar LA Mania beryel-yel dengan kompak. Para pemandu meneriakkan
yel-yel dengan suara lantang sambil bergoyang. Bakalan pegel banget, yakin!.
Hujan pun diterjang demi Persela menang. Hahaha
Aku menerobos banyak penonton yang memadati
tribun. Tribun dan bawah tribun yang becek terpaksa kulalui. Aku masih
diuntungkan dengan jas merah pinjeman dari Mbak Is. Karena ini aku gak terlalu
basah. Penonton bersorak-sorak. “Jancok, wasit!”, “wasit kakean ngocok”, “…Boro
Mania dibunuh saja”, “…Bonex mania dibunuh saja” adalah beberapa kalimat kotor
yang diucapkan spontan oleh banyak penonton. Tak hanya yang dewasa, anak-anak
bahkan mengucapkan hal demikian. Pemain persela jatuh sedikit, wasit sudah
dibilang curang.
basis supporter di bawah papan skor |
Nggak tau aku pikiran para penonton ini. Saya kira mereka belum
dewasa dalam menerima segala keputusan wasit. Namun Anda semestinya tau. LA
Mania adalah suporter paling fair play
di LSI tahun lalu. Lalu, bagaimana dengan suporter lainnya?. Pastinya jauh
lebih anarkis.
Penonton demi penonton kuterobos, aku pun
bisa meliput suasana stadion dengan cukup leluasa. Aku bisa sampai di bawah
papan skor. Ku foto dengan jelas pemandu suporter yang cantik itu saat dia
sedang berjoget. Selain itu, kepadatan penonton juga sempat aku videokan dan
fotokan. Aku nggumon bahwa ternyata yang
menempati wilayah strategis (kawasan papan skor) banyak didominasi anak-anak
dan remaja. Emang, ini seharusnya menjadi target pembinaan semacam pengkaderan
dan semisalnya.
Akhirnya, aku harus keluar stadion duluan
berhubung ustadz saya bilang jama’ duhur ashar disebabkan karena menonton
sepakbola itu tidak dibenarkan. Aku pun sholat ashar lagi di masjid stadion.
Habis sholat, kembang api meluncur di atas stadion dengan bunyi yang cukup
memekakkan telinga. Ini pertanda ada yang nggak beres dengan hasil pertandingan.
Ternyata Persela harus bermain imbang dengan Sriwijaya FC 1-1.
0 komentar:
Post a Comment