Hari kemaren aku tertipu dan benar-benar jadi orang plin-plan. Bayangkan aja sesaat evaluasi aku mantep dengan keputusanku untuk lebih memilih aktif di organisasi di banding harus cabut ketiga-tiganya dan harus tinggal di asrama. Tapi pasca keluar ruangan evaluasi, supervisor membujuk saya tuk mengambil satu dari tiga amanah dan menyuruh saya tuk menghadap evaluator. Bodohnya saya adalah mengikuti ucapannya tanpa berfikir dalam-dalam.
Aku langsung telpon kawan-kawan yang rencananya akan menggantikanku. Segera aku temui dan ngobrol langsung beri keputusan. Nggak matang-matang aku bilangnya. Sebagai background, aku ceritakan proses evaluasi tadi. Aku memberikan penjelasan panjang lebar yang lebih persuasif.
Aku sebenarnya dah enjoy menjadi orang sibuk. Aku merasa hari-hariku jauh lebih produktif. Saat aku aktif di unit kajian dan media, skill aku di dunia pemikiran dan jurnalistik bertambah. Ketika aku bergelut di dunia keagaamaan, aku teringat untuk selalu peduli dengan agama ini. Aku senang sekali melihat kawan-kawan aku mengaji bersama dan juga saling mengingatkan dalam kesabaran dan ketakwaan.
Aku bukan tipikal orang penjilat. Sekali aku bilang A ke seseorang, aku harus lakuin itu. Konsekuensi harus aku ambil. Namun, sayangnya mulut ini masih labil. Aku masih mudah terperangah dengan bujukan dan rayuan orang. Kelembutan dan kesantunannya membuatku tersihir. Aku harus waspada.
Kedepan, aku harus selalu meningkatkan kapasitas diri dengan selalu berbicara tegas tanpa mudah kesetir dengan omongan orang. Think that everything you decide is right. The others are your enemy. Be aware !!!!
0 komentar:
Post a Comment