Monday, July 01, 2013

Imperialisme, Kolonialisme, dan Minke

doc. google.com
Hidup seorang manusia pribumi bernama Minke. Dia bersekolah di sekolah Belanda, H.B.S., di Surabaya. Suatu ketika datanglah Minke di rumah seorang Nyai bermana Sanikem yang lebih dikenal dengan Nyai Ontosoroh. Nyai ini memiliki anak kandung bernama Annelies. Dia cantik jelita, Minke dan Annelies tak lama kemudian sama-sama jatuh hati.

Nyai Ontosoroh adalah pribumi yang diperistri oleh Herman Mellema, Belanda totok tetapi tidak secara resmi. Sewaktu remaja Nyai dijual oleh orangtuanya ke Herman Mellema dengan beberapa gulden. Nyai tidak bisa berbuat apa-apa kecuali harus menerima segala apa yang diperintahkan oleh Herman Mellema. Biarpun Nyai sempat diajari baca tulis juga bahasa Belanda dan juga bagaimana menjalankan sebuah perusahaan, Nyai tetap sangat dendam dengan Herman Mellema seperti dendamnya dengan orangtuanya yang rela menjualnya. Suatu ketika Nyai meminta Herman untuk menikah secara resmi, tetapi Herman menolak. Hidup Nyai dan Herman tidak berjalan harmonis. Diakhir hidupnya, Herman habiskan untuk bersenang-senang dengan pelacur di rumah plesiran seorang germo yang juga tetangganya, Ah Tjong. Herman jarang sekali terlihat di rumahnya. Sesekali pulang, Herman kedapatan sedang mabuk, tak sadarkan diri. Kelakuannya juga aneh.

Annelies punya saudara kandung bernama Robert Mallema. Robert ini sangat benci dengan kehadiran Minke di rumahnya. Robert pun berusaha dengan segala cara tuk usir Minke. Ia pernah rencakan pembunuhan terhadap Minke tetapi gagal. Bejatnya kelakuan Robert tidak sampai disini. Robert pernah memperkosa Annelies, adiknya sendiri.

Sebagai pribumi, Minke tidak habis-habisnya dikucilkan dari lingkungannya di H.B.S. Pernah ia dikeluarkan dari sekolah ini gara-gara hasutan Robert Suurhof kepadanya saat forum diskusi yang dipimpin oleh Magda Peters, guru sastranya di H.B.S.. Biarpun sempat dikeluarkan dari H.B.S., Minke akhirnya dibolehkan untuk masuk kembali biarpun ditempatkan di kelas khusus. Minke lulus sebagai lulusan terbaik di H.B.S. Surabaya dan kedua se-H.B.S. Hindia Belanda. Minke hanya kalah dengan lulusan dari H.B.S. Batavia.

Didikan Eropa di H.B.S. membuat Minke memiliki pandangan yang berbeda dengan orang Jawa kebanyakan seperti halnya ayahandanya. Suatu ketika ayahandanya menculik paksa Minke dari rumah Nyai Ontosoroh dan dibawalah Minke untuk menghadap. Minke pun sungkem pada ayahandanya setibanya di rumah. Minke dalam hati kecilnya geram dengan budaya jawa yang begitu merendahkan dirinya yang mendapat didikan Eropa. Saat Minke pulang, ayahandaya diangakat menjadi seorang bupati. Kedepan, Minke diproyeksikan untuk gantikan ayahnya sebagai seorang bupati, tapi ia menolak. Minke lebih memilih hidup di bumi manusia dan menjadi manusia yang merdeka. Minke lebih memilih hidup bersama Annelies dan Nyai Ontosoroh. Ayahandanya sangat membenci Minke.

Kepergian Minke ke rumah orangtuanya membuat Annelies jatuh sakit. Kecintaan mendalam Annelies terhadap Minke inilah yang membuatnya sakit. Jiwa Annelies seperti halnya gadis berusia sepuluh tahun, rapuh dan sangat cengeng. Annelies tidak bisa hidup tanpa Minke. Hadirnya Minke setelah beberapa minggu meninggalkan rumah Annelies membuat Annelies sembuh dari sakit.

Setelah lulus dari H.B.S., Minke dan Annelies akhirnya menikah. Pernikahan yang sangat besar pada masa itu. Nyai Ontosoroh adalah Nyai terpandang. Ia memilki perusahaan besar mulai dari penyediaan susu sapi, sampai ekspor rempah-rempah ke Eropa. Tidak heran, bahwa menikahnya Minke dengan  Annelies menjadi buah bibir masyarakat saat itu.

Setelah menikah dengan Annelies musibah demi musibah terjadi. Herman Mellema meninggal di rumah mesum Ah Tjong. Robert Mellema, kakak Annelies pun tidak ditemukan keberadaannya. Kronologinya seperti ini. Gendut, suruhan Robert untuk membunuh Minke sebelumnya dikejar oleh Darsam, pembantu Nyai, dan masuk ke rumah plesiran Ah Tjong. Robert tidak tertangkap malahan yang ditemukan Herman Mallema dengan posisi sudah terbujur kaku. Nyai dan Minke pun jalani persidangan untuk diperikasa biapun pada akhirnya Ah Tjong ditetapkan sebagai tersangka sedang Nyai dan Minke terbebas.

Cobaan selanjutnya sangat besar. Herman Mellema sebelum memperistri Nyai miliki istri yang sah yang berdarah Belanda totok dan miliki satu anak bernama Ir. Maurist Mellema.  Setelah kedapatan Herman Mellema meninggal , keluarga ini menuntut segala hal perabotan Herman Mallema untuk diwarisi  kepada keluarga Mellema. Tidak hanya disini, Annelies pun harus dibawa ke Belanda. Annelies dan Nyai pun geram dengan keputusan pengadilan putih Belanda ini. Mereka pun memberikan pledoi dan perlawanan. Minke pun menuliskan gagasannya melalui berbagai tulisan di  media massa dan juga meminta batuan dari berbagai rekannya seperti Kepala Residen Keluarga De La Croix dan lainnya. lebih dari satu  ahli hukum pun didatangkan. Suasana panas terjadi saat itu. Para ulama dan juga warga sekitar tergugah hatinya untuk membela Minke. Perlawanan Minke dan Nyai Ontosoroh terhadap pengadilan putih Belanda mendapat respon yang luar biasa dari segenap warga Hindia Belanda biarpun pada akhirnya Annelies dan Nyai kalah dan harus menyerahkan Annelies ke keluarga Mellema. Nyai yang melahirkan Annelies, juga Minke yang menjadi istri sah Annelis merasa sangat kehilangan.

Bersambung ...

Diambil Dari Buku Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer

0 komentar: