![]() |
doc. google.com |
Nyai Ontosoroh adalah pribumi yang
diperistri oleh Herman Mellema, Belanda totok tetapi tidak secara resmi.
Sewaktu remaja Nyai dijual oleh orangtuanya ke Herman Mellema dengan beberapa
gulden. Nyai tidak bisa berbuat apa-apa kecuali harus menerima segala apa yang
diperintahkan oleh Herman Mellema. Biarpun Nyai sempat diajari baca tulis juga
bahasa Belanda dan juga bagaimana menjalankan sebuah perusahaan, Nyai tetap
sangat dendam dengan Herman Mellema seperti dendamnya dengan orangtuanya yang
rela menjualnya. Suatu ketika Nyai meminta Herman untuk menikah secara resmi,
tetapi Herman menolak. Hidup Nyai dan Herman tidak berjalan harmonis. Diakhir
hidupnya, Herman habiskan untuk bersenang-senang dengan pelacur di rumah plesiran
seorang germo yang juga tetangganya, Ah Tjong. Herman jarang sekali terlihat di
rumahnya. Sesekali pulang, Herman kedapatan sedang mabuk, tak sadarkan diri.
Kelakuannya juga aneh.
Annelies punya saudara kandung bernama
Robert Mallema. Robert ini sangat benci dengan kehadiran Minke di rumahnya.
Robert pun berusaha dengan segala cara tuk usir Minke. Ia pernah rencakan
pembunuhan terhadap Minke tetapi gagal. Bejatnya kelakuan Robert tidak sampai
disini. Robert pernah memperkosa Annelies, adiknya sendiri.
Sebagai pribumi, Minke tidak
habis-habisnya dikucilkan dari lingkungannya di H.B.S. Pernah ia dikeluarkan
dari sekolah ini gara-gara hasutan Robert Suurhof kepadanya saat forum diskusi
yang dipimpin oleh Magda Peters, guru sastranya di H.B.S.. Biarpun sempat
dikeluarkan dari H.B.S., Minke akhirnya dibolehkan untuk masuk kembali biarpun
ditempatkan di kelas khusus. Minke lulus sebagai lulusan terbaik di H.B.S.
Surabaya dan kedua se-H.B.S. Hindia Belanda. Minke hanya kalah dengan lulusan
dari H.B.S. Batavia.
Didikan Eropa di H.B.S. membuat
Minke memiliki pandangan yang berbeda dengan orang Jawa kebanyakan seperti
halnya ayahandanya. Suatu ketika ayahandanya menculik paksa Minke dari rumah
Nyai Ontosoroh dan dibawalah Minke untuk menghadap. Minke pun sungkem pada
ayahandanya setibanya di rumah. Minke dalam hati kecilnya geram dengan budaya
jawa yang begitu merendahkan dirinya yang mendapat didikan Eropa. Saat Minke
pulang, ayahandaya diangakat menjadi seorang bupati. Kedepan, Minke
diproyeksikan untuk gantikan ayahnya sebagai seorang bupati, tapi ia menolak.
Minke lebih memilih hidup di bumi manusia dan menjadi manusia yang merdeka.
Minke lebih memilih hidup bersama Annelies dan Nyai Ontosoroh. Ayahandanya
sangat membenci Minke.
Kepergian Minke ke rumah
orangtuanya membuat Annelies jatuh sakit. Kecintaan mendalam Annelies terhadap
Minke inilah yang membuatnya sakit. Jiwa Annelies seperti halnya gadis berusia
sepuluh tahun, rapuh dan sangat cengeng. Annelies tidak bisa hidup tanpa Minke.
Hadirnya Minke setelah beberapa minggu meninggalkan rumah Annelies membuat
Annelies sembuh dari sakit.
Setelah lulus dari H.B.S., Minke
dan Annelies akhirnya menikah. Pernikahan yang sangat besar pada masa itu. Nyai
Ontosoroh adalah Nyai terpandang. Ia memilki perusahaan besar mulai dari
penyediaan susu sapi, sampai ekspor rempah-rempah ke Eropa. Tidak heran, bahwa
menikahnya Minke dengan Annelies menjadi
buah bibir masyarakat saat itu.
Setelah menikah dengan Annelies
musibah demi musibah terjadi. Herman Mellema meninggal di rumah mesum Ah Tjong.
Robert Mellema, kakak Annelies pun tidak ditemukan keberadaannya. Kronologinya
seperti ini. Gendut, suruhan Robert untuk membunuh Minke sebelumnya dikejar
oleh Darsam, pembantu Nyai, dan masuk ke rumah plesiran Ah Tjong. Robert tidak
tertangkap malahan yang ditemukan Herman Mallema dengan posisi sudah terbujur
kaku. Nyai dan Minke pun jalani persidangan untuk diperikasa biapun pada
akhirnya Ah Tjong ditetapkan sebagai tersangka sedang Nyai dan Minke terbebas.
Cobaan selanjutnya sangat besar. Herman
Mellema sebelum memperistri Nyai miliki istri yang sah yang berdarah Belanda
totok dan miliki satu anak bernama Ir. Maurist Mellema. Setelah kedapatan Herman Mellema meninggal ,
keluarga ini menuntut segala hal perabotan Herman Mallema untuk diwarisi kepada keluarga Mellema. Tidak hanya disini, Annelies
pun harus dibawa ke Belanda. Annelies dan Nyai pun geram dengan keputusan
pengadilan putih Belanda ini. Mereka pun memberikan pledoi dan perlawanan. Minke
pun menuliskan gagasannya melalui berbagai tulisan di media massa dan juga meminta batuan dari
berbagai rekannya seperti Kepala Residen Keluarga De La Croix dan lainnya.
lebih dari satu ahli hukum pun
didatangkan. Suasana panas terjadi saat itu. Para ulama dan juga warga sekitar
tergugah hatinya untuk membela Minke. Perlawanan Minke dan Nyai Ontosoroh
terhadap pengadilan putih Belanda mendapat respon yang luar biasa dari segenap
warga Hindia Belanda biarpun pada akhirnya Annelies dan Nyai kalah dan harus menyerahkan
Annelies ke keluarga Mellema. Nyai yang melahirkan Annelies, juga Minke yang
menjadi istri sah Annelis merasa sangat kehilangan.
Bersambung ...
Diambil Dari Buku Bumi Manusia,
Pramoedya Ananta Toer
0 komentar:
Post a Comment