Friday, July 19, 2013

Mengenal Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir (doc. google.com)

Sjahrir dan Sosialisme

Banyak orang menyebut Sjahrir kebarat-baratan. Sjahir adalah pengagum Barat karena rasionalitas Barat yang tinggi. Sjahrir menganut paham sosialisme. Menurut Sjahrir, sosialisme menempatkan semua manusia dalam derajat yang tinggi. Sosialisme di Asia menekankan usaha untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan sedangkan sosialisme di Eropa telah dimasuk di dunia politik untuk mewujudkan demokrasi parlementer. Hal ini tidak lain dipengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat Asia yang sangat berbeda dengan masyarakat Eropa.

Melihat realita sosial dan ekonomi rakyat Indonesia, Sjahrir mencetuskan konsep sosialisme kerakyatan yaitu suatu konsep sosialisme yang menjunjung tinggi derajat manusia, menghormati hak-hak kemanusiaan dan membentuk kesadaran sosial. Dengan konsep ini diharapkan penindasan terhadap kemanusiaan akan hilang.
Sjahrir menentang keras fasisme Jepang dan semua elemen yang mendukungnya. Sjahrir menyebut kolabolator dengan Fasis Jepang dalam pamflet Perdjoeangan Kita sebagai anjing-anjing suruhan dan antek-antek kaum fasis Jepang. Oleh karenanya, Sjahrir tidak menyetujui langkah Soekarno dan Hatta yang rela berkolaborasi dengan Jepang demi capai kemerdekaan. Baginya kolaborasi dengan Fasis Jepang termasuk fasis juga. Dalam hal ini terdapat kemiripan Sjahrir dan Tan Malaka bahwa kemerdekaan itu bukanlah "hadiah" melainkan "direbut".

Sjahrir juga menentang komunisme. Bagi Sjahrir komunisme akan membentuk diktator proletariat , pemimpin otoriter dari kaum proletar. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip sosialisme dimana menerapkan prinsip ekualitas humanisme. Bagi Sjahrir, komunisme akan ciptakan penindasan kaum proletar terhadap pemilik modal. Sjahrir menghendaki pemerintahan dimana kuasa ada di tangan rakyat. Semua sendi pemerintahan dilaksanakan oleh rakyat. Kemakmuran adalah tujuannya bukanlah "negara". Oleh karenanya hal awal yang dilakukan adalah pengentasan kemiskinan dan memerangi kebodohan dengan pendidikan. Secara umum dapat diringkas bahwa tiga hal klasifikasi politik Sutan Sjahrir ; kebebasan, humanisme universal, dan sosialisme kerakyatan.

Gagasan Yang Utopis

Gagasan sosialisme kerakyatan yang dicetuskan oleh Sutan Sjahrir diwujudkan dalam pendirian Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada 1948. Partai ini adalah partai kader yang sangat ketat menyeleksi calon anggota partai. Petinggi partai ini adalah jebolan Pendidikan Nasional Indonesia yang anggotanya adalah para intelektual Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Prinsip sosialisme kerakyatan yang ditonjolkan Sjahrir memalui PSI nyatanya tidak mendapat simpati dari rakyat Indonesia. Partai ini tidak pernah memang dalam pemilu. Rakyat Indonesia ternyata lebih bersimpati pada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang lebih turun tangan langsung ke basis rakyat seperti petani, nelayan, dan buruh. Partai ini akhirnya dibubarkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1960 dengan keluarnya Surat Keputusan Presiden Soekarno no. 201.

Setidaknya ada beberapa hal mengapa PSI tidak mendapat hati rakyat Indonesia. Pertama, secara umum  rakyat Indonesia belum mendapatkan pendidikan yang layak. Angka buta huruf pada saat itu masih tinggi. Pendidikan merupakan hal baru di masyarakat. Kedua, kader PSI yang kebanyakan adalah para intelektual kurang begitu dekat dengan masyarakat. Akibatnya rakyat pun sulit menangkap gagasan PSI. Ketiga, PSI sentralis ke Sjahrir. Keempat, masalah utama rakyat Indonesia masih ditataran ekonomi, oleh karenanya partai yang lebih membawa gagasan peningkatan kesejahteraan seperti PKI lebih diterima rakyat.

Secara ringkas dapat saya simpulkan bahwa gagasan Sutan Sjahrir tentang ekualitas humanisme yang terwujud dalam Partai Sosialis Indonesia adalah gagasan yang utopis, gagasan yang susah dicerna oleh rakyat Indonesia.

Referensi : Buku Pemikiran Politik Soetan Sjahrir dan Partai Sosialis Indonesia, Tentang Sosialisme Demokratis

0 komentar: