![]() |
Sutan Sjahrir (doc. google.com) |
Sjahrir dan Sosialisme
Banyak orang
menyebut Sjahrir kebarat-baratan. Sjahir adalah pengagum Barat karena rasionalitas
Barat yang tinggi. Sjahrir menganut paham sosialisme. Menurut Sjahrir, sosialisme
menempatkan semua manusia dalam derajat yang tinggi. Sosialisme di Asia
menekankan usaha untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan sedangkan sosialisme
di Eropa telah dimasuk di dunia politik untuk mewujudkan demokrasi parlementer.
Hal ini tidak lain dipengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat Asia yang
sangat berbeda dengan masyarakat Eropa.
Melihat realita
sosial dan ekonomi rakyat Indonesia, Sjahrir mencetuskan konsep sosialisme
kerakyatan yaitu suatu konsep sosialisme yang menjunjung tinggi derajat
manusia, menghormati hak-hak kemanusiaan dan membentuk kesadaran sosial. Dengan
konsep ini diharapkan penindasan terhadap kemanusiaan akan hilang.
Sjahrir menentang
keras fasisme Jepang dan semua elemen yang mendukungnya. Sjahrir menyebut kolabolator
dengan Fasis Jepang dalam pamflet Perdjoeangan
Kita sebagai anjing-anjing suruhan dan antek-antek kaum fasis Jepang. Oleh
karenanya, Sjahrir tidak menyetujui langkah Soekarno dan Hatta yang rela
berkolaborasi dengan Jepang demi capai kemerdekaan. Baginya kolaborasi dengan
Fasis Jepang termasuk fasis juga. Dalam hal ini terdapat kemiripan Sjahrir dan
Tan Malaka bahwa kemerdekaan itu bukanlah "hadiah" melainkan
"direbut".
Sjahrir juga
menentang komunisme. Bagi Sjahrir komunisme akan membentuk diktator proletariat
, pemimpin otoriter dari kaum proletar. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip
sosialisme dimana menerapkan prinsip ekualitas humanisme. Bagi Sjahrir,
komunisme akan ciptakan penindasan kaum proletar terhadap pemilik modal. Sjahrir
menghendaki pemerintahan dimana kuasa ada di tangan rakyat. Semua sendi
pemerintahan dilaksanakan oleh rakyat. Kemakmuran adalah tujuannya bukanlah
"negara". Oleh karenanya hal awal yang dilakukan adalah pengentasan
kemiskinan dan memerangi kebodohan dengan pendidikan. Secara umum dapat
diringkas bahwa tiga hal klasifikasi politik Sutan Sjahrir ; kebebasan, humanisme universal, dan
sosialisme kerakyatan.
Gagasan Yang Utopis
Gagasan sosialisme
kerakyatan yang dicetuskan oleh Sutan Sjahrir diwujudkan dalam pendirian Partai
Sosialis Indonesia (PSI) pada 1948. Partai ini adalah partai kader yang sangat
ketat menyeleksi calon anggota partai. Petinggi partai ini adalah jebolan
Pendidikan Nasional Indonesia yang anggotanya adalah para intelektual Indonesia
baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Prinsip sosialisme
kerakyatan yang ditonjolkan Sjahrir memalui PSI nyatanya tidak mendapat simpati
dari rakyat Indonesia. Partai ini tidak pernah memang dalam pemilu. Rakyat
Indonesia ternyata lebih bersimpati pada Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
lebih turun tangan langsung ke basis rakyat seperti petani, nelayan, dan buruh.
Partai ini akhirnya dibubarkan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1960 dengan
keluarnya Surat Keputusan Presiden Soekarno no. 201.
Setidaknya ada
beberapa hal mengapa PSI tidak mendapat hati rakyat Indonesia. Pertama, secara umum rakyat Indonesia belum mendapatkan pendidikan
yang layak. Angka buta huruf pada saat itu masih tinggi. Pendidikan merupakan
hal baru di masyarakat. Kedua, kader
PSI yang kebanyakan adalah para intelektual kurang begitu dekat dengan
masyarakat. Akibatnya rakyat pun sulit menangkap gagasan PSI. Ketiga, PSI sentralis ke Sjahrir. Keempat, masalah utama rakyat Indonesia
masih ditataran ekonomi, oleh karenanya partai yang lebih membawa gagasan
peningkatan kesejahteraan seperti PKI lebih diterima rakyat.
Secara ringkas
dapat saya simpulkan bahwa gagasan Sutan Sjahrir tentang ekualitas humanisme
yang terwujud dalam Partai Sosialis Indonesia adalah gagasan yang utopis,
gagasan yang susah dicerna oleh rakyat Indonesia.
Referensi : Buku Pemikiran Politik Soetan
Sjahrir dan Partai Sosialis Indonesia, Tentang Sosialisme Demokratis
0 komentar:
Post a Comment