Kegiatan Ramadhan di Masjid Al Muntasyir Haur Mekar Bandung
akan segera berakhir dengan semakin dekatnya hari lebaran. Tahun ini untuk
pertama kalinya, saya menjadi Ketua Panitia di rangkaian acara Ramadhan 1434 H
salah satu kampung di Bandung. Posisi saya saat ini bukanlah anggota
asrama tertentu, anggota organisasi sosial
tertentu (misal Pengmas Kabinet KM ITB, Pengmas himpunan, dan lain-lain),
melainkan hanyalah mahasiswa biasa Institut Teknologi Bandung. Di kepanitiaan ini, hanyalah saya yang bukan
warga asli Haur Mekar. Namun, biarpun begitu tidak lama saya bisa mengenal
dekat mereka.
Kronologi Menjadi Ketua Panitia
Seminggu sebelum Ramadhan, pihak DKM Masjid Al Muntasyir
adakan kumpul dengan para remaja dan pemuda masjid. Dalam forum itu selain ada tausiyah dari para sesepuh masjid juga
ada proses pembentukan panitia. Waktu itu golongan muda yang hadir didominasi
oleh remaja berusia SMP dan SMA. Saya termasuk golongan remaja tua, mahasiswa
tingkat akhir plus. Setelah diadakan kumpul panitia, secara aklamasi saya dipilih
menjadi ketua sampai sebelum 1 Agustus 2013 berhubung di tanggal tersebut saya
harus pulang kampung. Saya pilih Widi sebagai wakil ketua panitia. Widi adalah
mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unpad angkatan 2008 yang merupakan warga asli Haur
Mekar. Dua tahun sebelumnya, Ia adalah panitia P3R Masjid Al Muntasyir. Itulah
alasan mengapa Widi menolak dicalonkan sebagai ketua panitia.
Pembentukan Panitia
Setelah saya ditetapkan sebagai ketua panitia dan disaksikan
oleh pihak DKM dan remaja masjid Al Muntasyir segera saya bentuk kepanitiaan
dengan merujuk komposisi struktur panitia P3R tahun lalu. Saya mendapatkan
proposal tahun lalu bentuk softcopy
dari ketua DKM, H. Rimawan. Beberapa hari sebelum Ramadhan, saya kumpulan
seluruh panitia dan membentuk kesepakatan program kerja. Beberapa program yang
dilakukan di bulan suci Ramadhan kali ini ; tadarusan setiap habis Tarawih, BBM
(Beres-Beres Masjid), RAOS (Ramadhan Ngaos), MC Tarawih, Menghitung kencleng
masjid, Studi Islam dan Lomba Cerdas-Cermat dan Kursi Pintar. Kedua terakhir
adalah acara puncak P3R tahun ini. Kegiatan baksos berdasarkan saran dari ketua
DKM ditiadakan dan diganti dengan sumbangan untuk mobil umat.
Dalam kepanitiaan awal, jumlah panitia cukup banyak, belasan
orang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu jumlah panitia semakin sedikit
yaitu sekitar 6 orang (saya, Widi, Irma, Nur, Rahmi, dan Dini). Metode jarkom
kolektif sudah dijalankan sebelum kegiatan, namun rasanya kurang efektif.
Ramadhan Ngaos (RAOS)
Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Universitas
Padjajaran (Unpad) Dipatiukur. Kegiatannya adalah mengajar mengaji anak-anak
usia SD dan SMP awal. Kegiatan ini berlangsung setiap sore sesudah ashar sampai
menjelang berbuka puasa setiap senin sampai jumat. Saya turut ikut mengajar
anak-anak juga. Akhir kegiatan ini adalah kemaren pagi (28/7/2013) dengan
penyelenggaraan aneka perlombaan dengan santri TPA masjid lainnya. Kegiatan ini
berlangsung sekitar 3 minggu.
Studi Islam dan Cerdas Cermat
Puncak dari kegiatan Ramadhan tahun ini adalah
penyelenggaraan acara studi islam dan lomba cerdas cermat. Studi Islam diadakan
pada sabtu lalu (27/7/2013) dengan pengisi Febi (Hukum Unpad 2009), teman satu
kosan saya. Febi membawakan dengan metode nonton film singkat dan disisipi
dengan permainan. Anak-anak cukup antusias dengan acara ini. Besoknya
(28/27/2013) pada jam yang sama sehabis ashar, diadakan lomba cerdas cermat.
Lomba ini terbagi menjadi dua katagori yaitu katagori kelas 1-3 SD dan 4-6 SD.
Untuk katagori pertama terdiri dari 3 kelompok sedangkan untuk katagori kedua
terdiri dari 6 kelompok. Masing-masing katagori diambil dua kelompok terbaik.
Saya meng-handle katagori kedua. Saya
cukup kelabakan di awal berhubung soal yang saya siapkan adalah untuk 5
kelompok. Oleh karenanya soal untuk grup F (kelompok ke-6), saya karang saat
itu juga. Cerdas cermat ini terdiri dari tiga babak ; Babak pertama (sama
rata), babak kedua (lemparan), dan babak ketiga (rebutan). Karena persiapan
dari panitia sangat kurang (terutama penyediaan logistik lomba), lomba menjadi
cukup garing. Biarpun begitu, saya usahakan sekompetitif mungkin. Untuk
katagori kelas 4-6, dua tim terbaik adalah Kelompok E dengan beranggotakan Adit
dan Rayhan, dan Kelompok B dengan beranggotakan Indah dan Nyuta. Sedangkan
untuk katagori kelas 1-3, dua tim terbaik adalah Kelompok Nanda dan Dinar dan
Kelompok Fadil dan Iman. Dua tim terbaik ini akan diperlombakan lagi di lomba
kursi pintar yang dikomandoi oleh Nur dan kawan-kawan. Ada kejadian unik di
sini, Dinar tidak faham dengan lomba ini. Akhirnya untuk katagori kelas 1-3 SD,
babak finalnya sama dengan babak penyisihan yaitu cerdas cermat. Sementara katagori
kelas 4-6 SD tetap kursi pintar. Akhirnya, Nanda dan Dinar keluar sebagai juara
I di katagori kelas 1-3 SD, sedangkan Adit dan Reyhan keluar sebagai juara I
katagori kelas 4-6 SD. Saya tidak menduga Nanda yang lucu dan manja serta
ingusan, ternyata cakap menjawab soal dari saya. Prosesi penyerahan hadiah
dilakukan langsung pasca lomba.
Ceramah Pertama di Bandung
Setelah empat tahun, dengan dipiihnya saya menjadi ketua
panitia P3R, saya pun mendapat jadwal kultum sholat subuh. Tercatat tanggal 14
Juli 2013 dan 21 Juli 2013. Pada kesempatan kultum perdana, saya membawakan
kultum dengan judul "Al-Qur'an terjaga kemurniannya" dan pada
kesempatan kedua tentang "Tiga hal amalan yang tidak terputus pasca
meninggal dunia". Pada kesempatan perdana, saya rasa lebih lancar
dibandingkan pada kesempatan kedua. Persiapan yang kurang adalah kendala
utamanya. Ceritanya saat ngobrol santai dengan ketua DKM, beliau tanya akan
sekolah saya saat SMA. Saya pun jawab Mu'allimin Yogyakarta. Beliau ternyata
tahu kalau sekolah saya adalah sekolah calon kader salah satu ormas Islam
terbesar di negeri ini. Beliau mewanti-wanti saya, mungkin kalau suatu saat ada
khatib jum'at yang berhalangan hadir, saya yang gantikan. Semoga aja tidak
kejadian.
Kondisi Remaja Masjid
Sudah menjadi tren kalau masjid di kota didominasi oleh
golongan tua yang berusia lanjut. Sangat susah ditemui kaum mudanya. Kondisi
demikian tidak jauh berbeda dengan keadaan kaum muda Masjid Al Muntasyir Haur
Mekar, Bandung. Gradien kehadiran tadarusan habis tarawih menunju ke angka
negatif artinya semakin dekat dengan lebaran jumlah pemuda masjid semakin
sedikit. Saya pun tanya kepada panitia senior, Widi. Beliau mengungkapkan bahwa
kondisi tahun-tahun sebelumnya juga demikian. "Bulan Ramadhan saja sepi
apalagi bulan lainnya ?". Begitulah hipotesis saya melihat kondisi remaja
disini.
Langkah Selanjutnya
Bergabung sebagai panitia P3R Masjid Al Muntasyir adalah
langkah awal untuk bermasyarakat. Sedikit banyak saya mengerti keadaan
masyarakat disini. Selain berkepanitiaan di masjid, saya juga lakukan ronda
dengan warga. Tadi malam (28/7/2013) jadwal saya dan alhamdulillah saya hadir.
Pasca lebaran, saya bermimpi kegiatan bersama anak-anak dan remaja kampung sini
lebih masif lagi. Kegiatan belajar setiap minggu pagi jam 9-11 yang saya gagas
bersama teman kosan saya, Tommi, harus kembali dilaksanakan pasca libur puasa.
Kurikulum harus segera disusun. Juga kalau memungkinkan saya bisa terjun untuk
mengajar mengaji anak-anak dan juga bisa membentuk suatu perkumpulan pemuda
entah apapun namanya. Mimpi saya, metode pembelajaran bersama anak-anak kedepan
bisa diduplikasi oleh mahasiswa lainnya dan menjadi sebuah gerakan yang masif. Juga,
mahasiswa dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk bersama-sama cerdaskan para
generasi penerus bangsa. Moga mimpi saya terwujud selama saya bermukim di
Bandung.
29 Juli 2013
0 komentar:
Post a Comment