Tuesday, July 30, 2013

Menggerakkan Kaum Muda Haur Mekar

Kegiatan Ramadhan di Masjid Al Muntasyir Haur Mekar Bandung akan segera berakhir dengan semakin dekatnya hari lebaran. Tahun ini untuk pertama kalinya, saya menjadi Ketua Panitia di rangkaian acara Ramadhan 1434 H salah satu kampung di Bandung. Posisi saya saat ini bukanlah anggota asrama  tertentu, anggota organisasi sosial tertentu (misal Pengmas Kabinet KM ITB, Pengmas himpunan, dan lain-lain), melainkan hanyalah mahasiswa biasa Institut Teknologi Bandung.  Di kepanitiaan ini, hanyalah saya yang bukan warga asli Haur Mekar. Namun, biarpun begitu tidak lama saya bisa mengenal dekat mereka.

Kronologi Menjadi Ketua Panitia

Seminggu sebelum Ramadhan, pihak DKM Masjid Al Muntasyir adakan kumpul dengan para remaja dan pemuda masjid. Dalam forum itu selain ada tausiyah dari para sesepuh masjid juga ada proses pembentukan panitia. Waktu itu golongan muda yang hadir didominasi oleh remaja berusia SMP dan SMA. Saya termasuk golongan remaja tua, mahasiswa tingkat akhir plus. Setelah diadakan kumpul panitia, secara aklamasi saya dipilih menjadi ketua sampai sebelum 1 Agustus 2013 berhubung di tanggal tersebut saya harus pulang kampung. Saya pilih Widi sebagai wakil ketua panitia. Widi adalah mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unpad angkatan 2008 yang merupakan warga asli Haur Mekar. Dua tahun sebelumnya, Ia adalah panitia P3R Masjid Al Muntasyir. Itulah alasan mengapa Widi menolak dicalonkan sebagai ketua panitia.

Pembentukan Panitia

Setelah saya ditetapkan sebagai ketua panitia dan disaksikan oleh pihak DKM dan remaja masjid Al Muntasyir segera saya bentuk kepanitiaan dengan merujuk komposisi struktur panitia P3R tahun lalu. Saya mendapatkan proposal tahun lalu bentuk softcopy dari ketua DKM, H. Rimawan. Beberapa hari sebelum Ramadhan, saya kumpulan seluruh panitia dan membentuk kesepakatan program kerja. Beberapa program yang dilakukan di bulan suci Ramadhan kali ini ; tadarusan setiap habis Tarawih, BBM (Beres-Beres Masjid), RAOS (Ramadhan Ngaos), MC Tarawih, Menghitung kencleng masjid, Studi Islam dan Lomba Cerdas-Cermat dan Kursi Pintar. Kedua terakhir adalah acara puncak P3R tahun ini. Kegiatan baksos berdasarkan saran dari ketua DKM ditiadakan dan diganti dengan sumbangan untuk mobil umat.

Dalam kepanitiaan awal, jumlah panitia cukup banyak, belasan orang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu jumlah panitia semakin sedikit yaitu sekitar 6 orang (saya, Widi, Irma, Nur, Rahmi, dan Dini). Metode jarkom kolektif sudah dijalankan sebelum kegiatan, namun rasanya kurang efektif.

Ramadhan Ngaos (RAOS)

Kegiatan ini diprakarsai oleh mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad) Dipatiukur. Kegiatannya adalah mengajar mengaji anak-anak usia SD dan SMP awal. Kegiatan ini berlangsung setiap sore sesudah ashar sampai menjelang berbuka puasa setiap senin sampai jumat. Saya turut ikut mengajar anak-anak juga. Akhir kegiatan ini adalah kemaren pagi (28/7/2013) dengan penyelenggaraan aneka perlombaan dengan santri TPA masjid lainnya. Kegiatan ini berlangsung sekitar 3 minggu.

Studi Islam dan Cerdas Cermat

Puncak dari kegiatan Ramadhan tahun ini adalah penyelenggaraan acara studi islam dan lomba cerdas cermat. Studi Islam diadakan pada sabtu lalu (27/7/2013) dengan pengisi Febi (Hukum Unpad 2009), teman satu kosan saya. Febi membawakan dengan metode nonton film singkat dan disisipi dengan permainan. Anak-anak cukup antusias dengan acara ini. Besoknya (28/27/2013) pada jam yang sama sehabis ashar, diadakan lomba cerdas cermat. Lomba ini terbagi menjadi dua katagori yaitu katagori kelas 1-3 SD dan 4-6 SD. Untuk katagori pertama terdiri dari 3 kelompok sedangkan untuk katagori kedua terdiri dari 6 kelompok. Masing-masing katagori diambil dua kelompok terbaik. Saya meng-handle katagori kedua. Saya cukup kelabakan di awal berhubung soal yang saya siapkan adalah untuk 5 kelompok. Oleh karenanya soal untuk grup F (kelompok ke-6), saya karang saat itu juga. Cerdas cermat ini terdiri dari tiga babak ; Babak pertama (sama rata), babak kedua (lemparan), dan babak ketiga (rebutan). Karena persiapan dari panitia sangat kurang (terutama penyediaan logistik lomba), lomba menjadi cukup garing. Biarpun begitu, saya usahakan sekompetitif mungkin. Untuk katagori kelas 4-6, dua tim terbaik adalah Kelompok E dengan beranggotakan Adit dan Rayhan, dan Kelompok B dengan beranggotakan Indah dan Nyuta. Sedangkan untuk katagori kelas 1-3, dua tim terbaik adalah Kelompok Nanda dan Dinar dan Kelompok Fadil dan Iman. Dua tim terbaik ini akan diperlombakan lagi di lomba kursi pintar yang dikomandoi oleh Nur dan kawan-kawan. Ada kejadian unik di sini, Dinar tidak faham dengan lomba ini. Akhirnya untuk katagori kelas 1-3 SD, babak finalnya sama dengan babak penyisihan yaitu cerdas cermat. Sementara katagori kelas 4-6 SD tetap kursi pintar. Akhirnya, Nanda dan Dinar keluar sebagai juara I di katagori kelas 1-3 SD, sedangkan Adit dan Reyhan keluar sebagai juara I katagori kelas 4-6 SD. Saya tidak menduga Nanda yang lucu dan manja serta ingusan, ternyata cakap menjawab soal dari saya. Prosesi penyerahan hadiah dilakukan langsung pasca lomba.

Ceramah Pertama di Bandung

Setelah empat tahun, dengan dipiihnya saya menjadi ketua panitia P3R, saya pun mendapat jadwal kultum sholat subuh. Tercatat tanggal 14 Juli 2013 dan 21 Juli 2013. Pada kesempatan kultum perdana, saya membawakan kultum dengan judul "Al-Qur'an terjaga kemurniannya" dan pada kesempatan kedua tentang "Tiga hal amalan yang tidak terputus pasca meninggal dunia". Pada kesempatan perdana, saya rasa lebih lancar dibandingkan pada kesempatan kedua. Persiapan yang kurang adalah kendala utamanya. Ceritanya saat ngobrol santai dengan ketua DKM, beliau tanya akan sekolah saya saat SMA. Saya pun jawab Mu'allimin Yogyakarta. Beliau ternyata tahu kalau sekolah saya adalah sekolah calon kader salah satu ormas Islam terbesar di negeri ini. Beliau mewanti-wanti saya, mungkin kalau suatu saat ada khatib jum'at yang berhalangan hadir, saya yang gantikan. Semoga aja tidak kejadian.

Kondisi Remaja Masjid

Sudah menjadi tren kalau masjid di kota didominasi oleh golongan tua yang berusia lanjut. Sangat susah ditemui kaum mudanya. Kondisi demikian tidak jauh berbeda dengan keadaan kaum muda Masjid Al Muntasyir Haur Mekar, Bandung. Gradien kehadiran tadarusan habis tarawih menunju ke angka negatif artinya semakin dekat dengan lebaran jumlah pemuda masjid semakin sedikit. Saya pun tanya kepada panitia senior, Widi. Beliau mengungkapkan bahwa kondisi tahun-tahun sebelumnya juga demikian. "Bulan Ramadhan saja sepi apalagi bulan lainnya ?". Begitulah hipotesis saya melihat kondisi remaja disini.

Langkah Selanjutnya

Bergabung sebagai panitia P3R Masjid Al Muntasyir adalah langkah awal untuk bermasyarakat. Sedikit banyak saya mengerti keadaan masyarakat disini. Selain berkepanitiaan di masjid, saya juga lakukan ronda dengan warga. Tadi malam (28/7/2013) jadwal saya dan alhamdulillah saya hadir. Pasca lebaran, saya bermimpi kegiatan bersama anak-anak dan remaja kampung sini lebih masif lagi. Kegiatan belajar setiap minggu pagi jam 9-11 yang saya gagas bersama teman kosan saya, Tommi, harus kembali dilaksanakan pasca libur puasa. Kurikulum harus segera disusun. Juga kalau memungkinkan saya bisa terjun untuk mengajar mengaji anak-anak dan juga bisa membentuk suatu perkumpulan pemuda entah apapun namanya. Mimpi saya, metode pembelajaran bersama anak-anak kedepan bisa diduplikasi oleh mahasiswa lainnya dan menjadi sebuah gerakan yang masif. Juga, mahasiswa dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk bersama-sama cerdaskan para generasi penerus bangsa. Moga mimpi saya terwujud selama saya bermukim di Bandung.

29 Juli 2013

0 komentar: