Bab : Melhat Kemuka !
(hal 79-82)
![]() |
Buku Di Bawah Bendera Revolusi (doc. google.com) |
Menurut Bung Karno, perjuangan
itu pada hakekatnya adalah perjuangan ruh, yaitu perjuangan semangat. Ruh dan
semangat muda harus menjiwai setiap langkah kita. Perbuatan tidaklah bisa luhur
dan besar tanpa adanya roh dan semangat yang besar pula. Jika ruh sudah bangun
dan bangkit, maka tidak ada kekuatan duniawi apapun yang dapat menghalanginya.
Sebagai contoh, tidak dapat ditahan majunya demokrasi Perancis sesudah rakyat
Perancis terserapi hati sanubarinya atas roh demokrasi Jean Jacques Rousseau.
Begitu pula tidak dapat dibendung geraknya buruh Eropa mencari kemerdekaan
sesudah ruh kaum buruh hidup di bawah wahyu sosialisme dan komunisme. "Tiada suatu kelaliman jang dapat merantai
sesuatu Roch, djikalau Roch itu, tidak mau dirantai", kata pendekar
India Sarojini ungkap Bung Karno.
Jika kita ingin mendidik rakyat
Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan, maka langkah awal adalah menumbuhkan
ruh semangat merdeka kepada setiap diri rakyat Indonesia. Langkah itu adalah
kewajiban kaum nasionalis apapun ideologinya karena kaum inilah yang sadar
tentang arti kemerdekaan. Hal ini diharapkan agar semangat merdeka benar-benar
menjangkiti setiap diri rakyat Indonesia sehingga menumbuhkan semangat
nasional, nationale geest, kemudian menuju
kemauan nasional, nationale wil, sehingga
terwujud perbuatan nasional, nationale
daad. Nationale Daad inilah yang
membawa Indonesia kepada kemerdekaan sesungguhnya.
Kepercayaan terhadap diri adalah
sendi ruh nasional yakni dengan memaksimalkan kekuatan diri sendiri, tidak buta
dan ngawur. Saat ini gelora ruh merdeka sudah dikumandangkan oleh banyak kaum
nasionalis. Pihak-pihak yang dirugikan kepentingannya pasti melawan. Biarpun
begitu, ruh merdeka kita akan tetap menyala. "kebenaran adalah pada kita, keadilan adalah pada kita, pekerti adalah pada
kita, dan hukum Allah jang tinggi dari pada hukum manusia, adalah membenarkan
kita punja tindakan", kutipan Bung Karno dari Arabindo Ghose dalam
manifes atas nasionalisme India.
Suluh Indonesia Muda,
1925
0 komentar:
Post a Comment