Saturday, November 30, 2013

Islam Versi Ahmad Wahib

Realitas sosial seiring berjalannya waktu berubah. Namun, berbeda dengan ajaran agama yang selalu konstan. Ajaran agama cenderung lebih ortodoks dan anti terhadap perubahan. Ajaran agama membuat manusia terasing dari dunia yang dijalaninya. Ajaran agama perlu direvolusi. Ijtihad atau pembaharuan harus digalakkan terus-menerus. Agama harus bisa menjawab permasalahan manusia di zaman modern yang semakin kompleks ini.

Begitulah kiranya pergolakan batin Ahmad Wahib (AW) yang terangkum dalam catatan-catatan hariannya yang oleh LP3ES diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul "Pergolakan Pemikiran Islam".  Buku ini pertama kali terbit setelah delapan tahun meninggalnya AW pada 1973. AW adalah mahasiswa  FIPIA UGM yang Drop Out di tahun terakhir studinya. AW kecil hidup di lingkungan pesantren dan anak seorang Kyai. Saat mahasiswa, AW adalah aktivis HMI yang terpaksa harus keluar dari ormas mahasiswa Islam terbesar ini karena merasa bahwa organisasi ini sudah antipati terhadap gagasan yang dibuatnya. Pergolakan pemikiran AW terkait Islam semakin menjadi saat Ia masih menjadi aktivis HMI cabang Yogyakarta. Hidup lama di Yogyakarta membuat dia bosan dan Ia pun hijrah ke Jakarta di tahun terakhir hidupnya. Namun sayang, sesudah menulis laporan terakhir sebagai calon reporter majalah Tempo tentang "Politik Penelitian di ITB", Ia pun tertabrak motor dan meninggal dalam usia muda, 31 tahun. 


AW dalam buku ini mengungkapkan banyak sekali pertanyaan kontroversial khususnya terkait dengan ajaran agama Islam. Bagi AW sumber ajaran Islam bukanlah Al-Qur'an dan Hadits melainkan Sejarah Muhammad. Ajaran Islam harus dimaknai berdasarkan ruang dan waktu. Histori Muhammad lah yang dapat menelaahnya. Hal inilah yang menuntut para ulama untuk menggalakkan ijtihad. Jika Muhammad bukanlah seorang utusan Tuhan, bagi AW Karl Marx dan Frederick Engels lebih hebat darinya. AW juga ungkapkan bahwa Islam bukan satu-satunya petunjuk untuk menjawab segala permasalahan seorang muslim. "Saya pikir hukum Islam itu tidak ada. Yang ada ialah sejarah Muhammad, dan dari sanalah tiap-tiap pribadi kita mengambil pelajaran sendiri-sendiri tentang hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia. Sejarah Muhammad adalah sumber agama Islam. Tapi agama Islam bukan satu-satunya petunjuk untuk menjawab persoalan-persoalan hidup muslim, baik individu maupun masyarakat". (hal 60).

Hampir separuh hidupnya, AW terus menerus bertanya bahkan tentang wujud Tuhan. Bagi AW, Tuhan mengkaruniakan akal adalah untuk digunakan secara maksimal termasuk memikirkan ketiadaan penciptanya. AW selalu gelisah. Ia ingin hadirkan kesempurnaan dalam agamanya. Terkait pentingnya berfikir bagi AW, termuat dalam halaman 23. "Pada hemat saya orang-orang yang berfikir itu, walaupun hasilnya salah, masih jauh lebih baik dari pada orang-orang yang tak pernah salah karena tak pernah berfikir". AW meragukan Islam untuk menuntunnya penjadi muslim yang paripurna. Namun sayang, perjuangan AW harus terhenti secara mendadak karena Tuhan menginginkannya untuk kembali.

Membaca buku tersebut mengingatkan kita  pada buku Catatan Seorang Demonstran yang merupakan kumpulan catatan harian dari Soe Hok Gie (SHG). Kemiripan dua orang ini (AW dan SHG) terletak pada jiwa muda idealis yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan biarpun SHG lebih ke ranah sosial dan politik sedangkan AW pada masalah ajaran agama Islam. Kedua orang ini juga mati muda.

Karena merupakan catatan harian (Caha), buku tersebut tidak layak disebut pemikiran otentik dari seorang AW. Penerbitan Caha menjadi sebuah buku tidak atas izin AW. Sangat memungkinkan jika AW tahu bahwa diary-nya akan diterbitkan, Ia mungkin akan lakukan beberapa revisi dan mungkin sekali menolak Caha-nya untuk dipublikasi ke khalayak. Kita juga harus lebih jeli terhadap beberapa pemikiran AW karena pada dasarnya belum selesai. Selama jiwanya bergolak, dalam caha-nya AW tidak lakukan diskusi dengan tokoh Islam. AW bahkan ciptakan grup diskusi sendiri yang dinamakan Limited Group. Namun, setidaknya Caha AW tumbuhkan gairah semangat berfikir terutama dalam konteks pemahaman terhadap ajaran agama.

Biodata Buku :
Judul                     : Pergolakan Pemikiran Islam
Penulis                 : Ahmad Wahib
Penerbit              : LP3ES
Tebal                    : 405 halaman

0 komentar: