Thursday, December 19, 2013

Ketika Sudah 23 Tahun

Ketika Sudah 23 Tahun

Hari ini tepat usia saya 23 Tahun. Bertambahnya umur memang tidak terasa. Di usia yang tidak lagi remaja ini, saya masih berkuliah di jurusan Matematika ITB. Saya termasuk mahasiswa tua atau bisa dibilang swasta. Lebih dari enam puluh persen teman seangkatan di jurusan sudah lulus. Saya termasuk entitas kecil yang belum lulus dan masih mengambil beberapa mata kuliah. Seminar satu Tugas Akhir pun belum juga saya lewati. Tetapi inilah jalan hidup saya yang mungkin sekali berbeda dengan Anda.
 
Berfoto dengan para kawan MG 09 menjelang wisuda Iota
(doc. Papirus)
Setahun Lalu

Usia 22 Tahun bisa dikatakan massa puncak saya beraktivitas di kemahasiswaan kampus. Memang, saya sudah pensiun menjadi ketua unit dua bulan sebelum ulang tahun saya ke-22. Setelah itu secara struktural saya tidak memiliki jabatan khusus biarpun nama saya tercatat sebagai staf bidang tertentu di himpunan. Praktis kegiatan utama saya di kampus hanyalah kuliah. Tidak lebih. Namun, karena seringnya saya menongkrong di bekas unit yang saya pimpin, saya pun tergabung dengan gerakan yang diinisiasi oleh rekan unit tetangga. Saya sempat ikuti jalannya gerakan mulai dari forum skala kecil sampai skala massa. Bahkan sempat audiensi dengan pihak terkait (rektorat). Gerakan ini munculkan kekecewaan tersendiri bagi saya karena memang sifatnya lebih kearahan gerakan penyadaran yang minim dalam taktis. Biarpun demikian, gerakan ini menjadi modal bagi saya untuk maju sebagai calon wakil mahasiswa di referendum yang diselenggarakan oleh Kongres.

Referendum tidak berpihak ke saya. Tetapi setidaknya untuk pertama kalinya saya diunjukdengarkan kepada massa kampus. Referendum ini digelar karena gagalnya penyelenggaraan Pemira. Saya bukanlah pendukung salah satu calon ketua kabinet biarpun sempat ditawari langsung oleh salah satu kandidat. Saya sekedar menjadi pengamat tak bergigi yang tampil hanya disaat unjuk dengar. Pasca referendum, saya bergabung dengan majalah rektorat dan juga komunitas belajar budaya sunda di museum. Saya juga mulai mengoleksi buku dan juga pernah diterima di konferensi Dubai namun gagal berangkat karena biaya. Fakta lainnya, teman-teman saya seangkatan diwisuda di bulan Juli dan Oktober.

Memiliki Pengalaman Baru

Sepanjang tahun 2012, saya pernah mendaki dua gunung ; papandayan dan cikuray yang keduanya berada di Kabupaten Garut. Saya juga lebih tertarik membaca buku-buku sosial dan novel dari pada belajar matematika. Praktis ini membuat kalang kabut kuliah dan Tugas Akhir saya. Saya juga mulai koleksi buku-buku lawas seperti Di Bawah Bendera Revolusi karangan Bung Karno.


Kisah Cinta

Sangat garing jika Anda menanyakan hal ini ke saya. Di tahun 2012, saya pernah menyukai seseorang, namun pupus karena memang dia sudah punya. Saya bukanlah sosok romantis. Namun, saya pernah dicurhati oleh seorang mahasiswi tingkat akhir ITB akan cintanya yang pupus juga. Dari sini, saya belajar terkait perasaan perempuan. Perempuan yang menjelang usia 25 Tahun memiliki ketakutan khusus akan jodoh. Ia khawatir akan tiadanya lelaki yang meminangnya kelak.


0 komentar: