Tuesday, December 10, 2013

Pengajaran Matematika*

Abad 21 menuntut setiap individu untuk mampu berfikir cerdas (expert thinking) melihat dunia yang sangat dinamis. Hal ini membuat pola pengajaran di sekolah harus menyesuaikan. Pendidikan 2.0 dimana menyertakan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebuah keniscayaan. Pendidikan klasik yang menjadikan guru sebagai subjek dan murid sebagai objek harus disudahi. Guru dan murid harus sama-sama menjadi subjek yang senantiasa terus mengembangkan diri. Matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran elementer dalam sekolah harus disajikan secara benar sesuai dengan hakikat matematika itu sendiri. Fakta di lapangan memang tidak demikian. Gagasan dasar matematika yang menjunjung tinggi logika berfikir serta melatih kegigihan dalam hidup cenderung diabaikan dalam praktiknya di kelas. Materi matematika didesain dengan mengambil rumus-rumus instan kemudian disajikan ke murid dengan aneka variasi soal. Matematika menjadi ngeri dan menakutkan. Tiga konsep dasar pembelajaran ; aman, menantang, dan baru tidaklah dipenuhi.
 
Pemakaian konsep agama yang keliru dalam pembelajaran matematika
(doc. Anton DH Nugrahanto)
Kondisi kritis pembelajaran matematika di kelas diperparah dengan keluarnya materi ajar kurikulum 2013 yang didesain oleh Depdikbud dimana tidak penuhi hakekat dasar matematika. Diperparah dengan tidak adanya upaya serius dari pemerintah untuk memperbaiki kualitas guru. Setidaknya ada dua solusi mengatasi hal ini. Pertama, gerakan vertikal yakni gerakan masif ke pemerintah untuk menghapus kebijakan yang tidak sesuai dengan hakikat pendidikan seperti Ujian Nasional (UN)  dan tuntutan perbaikan kualitas guru. Kedua, gerakan  horizontal berupa gerakan sporadis dari masyarakat atau gerakan kolektif seperti halnya guru ajarkan matematika di kelas dengan lebih fun dan membuat buku rujukan yang lebih sesuai, para matematikawan membuat website matematika sebagai alternatif pembelajaran atau menuliskan gagasannya di media massa. 

*Tulisan dibuat sebagai tugas Teori Belajar Matematika

0 komentar: