Sebagai persembahan di Malam Kebudayaan Ganesha (25/4/2014)
di Lapangan Merah FSRD ITB
Setiap 21
April diperingatilah hari Kartini
Semua wanita
berbangga sebab tokoh pejuangnya, Kartini, dikenang
Kini, wanita
Indonesia tidak ragu lagi berkata emansipasi
Tidak lagi
istilah wanita sebagai pelengkap lelaki
Wanita kini
bebas menentukan nasibnya ; menjadi engineer, seniman, scientist, dan lain-lain
yang sama dengan lelaki
***
Lantas, apa
yang diperingati dari seorang RA. Kartini tiap 21 April itu ?
Ya, tidak
lebih dari sekedar kebaya "Kartini", kain panjang, dan gelung.
Simbolik !
Sosok
Kartini hanyalah puing-puing yang coba dihidupkan dalam setahun
Sudahkan
para wanita Indonesia memahami peran sesungguhnya dari seorang Kartini ?
Mengertikah
para wanita Indonesia akan surat-surat Kartini kepada keluarga Belanda yang
fenomenal itu ?
Rasanya
betul bahwa Kartini di abad ini hanya sebuah lukisan yang terpasang di museum
***
Kartini
dikenal sosok yang getol melawan "feodalisme"
Ketika itu
wanita tak lebih hanya sekedar komoditi
Fisik dan
jiwanya digadaikan untuk memenuhi hasrat kaum lelaki yang bekerja di
kebun-kebun
Wanita juga
dipingit, di-raden ayu-kan
Kini,
setelah lebih dari 100 tahun Kartini wafat, bagaimana keadaan wanita hari ini ?
Sudahkah cita-cita Kartinii terwujud ?
Belum
seluruhnya. Neo-feodalisme masihlah tumbuh-berkembang
Banyak
wanita yang masih menjadi budak seks seperti di industri pariwisata
Fisik yang
indah dari seorang wanita dijual demi memuaskan hasrat kaum lelaki
Tidak hanya
itu, tiap 6 jam terjadi pemerkosaan seksual
Juga
pelecehan seksual yang sudah menjadi kegiatan spontanitas yang dilakukan
dimana-mana
Bukankah itu
yang ditentang Kartini ?
***
Melihat
kondisi wanita saat kini, rasanya Kartini belum tenang berada dikuburnya
Kecuali jika
para wanita berani menjadi Kartini-Kartini baru
Dan, saya yakin
kalian semua para wanita yang hadir di Malam Kebudayaan Ganesha ini yang akan
menjadi Kartini itu
Kalianlah
para penerus perjuangan Kartini
Kalianlah
Kartini abad 21
Di
tanganmulah Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani bukan karena wanitanya
diekspor sebagai tenaga kerja murah, tetapi karena kualitas wanitanya
menggemparkan dunia
Akhir kata,
Gerakken !
Bandung, 25 April 2014
0 komentar:
Post a Comment