Sebuah Refleksi
Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Pasalnya ada banyak kejadian dan tragedi yang tidak biasa. Sebut
aja Piala Dunia Brazil, Pemilihan Presiden (Pilpres), Serangan Israel ke Jalur
Gaza Palestina, dan targedi ditembaknya pesawat Malaysia Airlines MH17 di
wilayah Utara Donetzk Ukraina.
Pertama,
Piala Dunia Brazil. Pesta akbar sepak bola dunia empat tahunan ini mendapat
sorotan tajam dari hampir seluruh negara di dunia. Tak hanya negara peserta yang
berjumlah 32 negara itu, namun juga negara-negara lain tak terkecuali
Indonesia. Siaran live dari Brazil
ditayangkan oleh dua stasiun swasta tanah air. Jam penayangannya paling cepat
jam 23.00 WIB sampai sekitar pukul 07.00 WIB jika pertandingan dilanjutkan
dengan adu pinalti. Sahur pun terasa lebih istimewa. Piala Dunia berakhir pada
14 Juli 2014 pagi hari dengan Jerman sebagai kampiun. Jerman mencatat beberapa
rekor istimewa seperti Tim Eropa pertama yang memenangkan Piala Dunia di
Amerika Latin, memenangkan pertandingan dengan tim kuat dengan skor telak seperti
saat lawan Portugal di Babak Penyisihan (4-0) dan tuan rumah Brazil di babak semifinal (7-1). Tak hanya
itu, striker Jerman, Mikroslav Klose, menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang
sejarah Piala Dunia dengan 16 gol.
Kedua,
Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014. Pemilu ini sangat menyita energi
elemen bangsa mulai dari kampanye terbuka di tanah lapang, stadion, dan
gedung-gedung sampai kampanya di dunia maya. Kampanye hitam yang meresahkan pun
juga seringkali terjadi. Debat capres-cawapres yang diadakan sejak sebulan
sebelum pemilu dilangsungkan membuat tensi pilpres semakin meninggi. Kompetisi
antarpendukung semakin ketara. Ditambah lagi peta kekuatan kedua kandidat
hampir setara. Televisi berita nasional
yang seharusnya menayangkan berita berimbang secara terang-terangan berada di
blok pihak tertentu. Sebut saja TV One
berada di blok Prabowo-Hatta dan Metro TV
berada di blok Jokowi-JK. Akibatnya stasiun televisi tersebut menjadi media
penggiringan opini publik. Hari-hari menjelang Pilpres 9 Juli semakin memanas.
Kampanye hitam semakin liar. Berbagai elemen masyarakat mendeklasikan diri
mendukung calon tertentu. Survei lembaga-lembaga survei semakin memanaskan
suasana. Tiba saatnya hari H. Hasil quick
count lembaga-lembaga survei berpengalaman seperti SMRC, LSI, dan 5 lembaga
survei lainnya memenangkan Jokowi-JK dengan sekitar 52 persen suara. Sementara
4 lembaga survei yang relatif tidak sepengalaman 7 survei tadi memenangkan
Prabowo-Hatta dengan sekitar 50-52 persen suara. 22 Juli menjadi
hari rekapitulasi akhir pilpres dan Jokowi-JK dinyatakan sebagai
pemenang. Sejarah baru muncul. Presiden RI untuk pertama kalinya dijabat oleh
seorang yang bukan petinggi parpol atau dari kalangan militer melainkan seorang
warga biasa berperawakan ndeso. Karier Jokowi tergolong cepat. Pada 2011 Jokowi mulai
diperkenalkan ke publik atas jasanya memindahkan PKL di Solo tanpa kericuhan,
kemudian dilanjut dengan proyek mobil esemka yang membuat nama Jokowi semakin
dikenal masyarakat luas. Pada 2012, Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI
mengalahkan Fauzi Bowo (Foke) selaku Gubernur petahana. Selama menjabat
gubernur, sepak terjang Jokowi pun tak luput diliput media. Sosok Jokowi
dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat. Istilah "blusukan"
semakin menasional. Pada Maret 2014, Megawati selaku ketua PDI-P memberikan
mandat Calon Presiden 2014/2019 ke Jokowi. Nama Jokowi semakin tak terbendung.
Potret Perang di Jalur Gaza, Palestina (doc. google) |
Keempat, tragedi
ditembaknya Pesawat Malaysia MH17. Kejadian ini menjadi cambukan buat dunia
dirgantara dunia khususnya bagi maskapai Malaysia, Malaysia Airlines. Bagaimana tidak, MH370 yang diprediksi jatuh di
Samudra Hindia pada Maret 2014 sampai detik ini belum juga ditemukan, sudah datang masalah baru. Jika kemarin pesawat hilang, kini tertembak. Pada
peristiwa ini, pesawat hancur berkeping-keping sejauh 15 kilometer dengan 298
penumpangnya tewas sia-sia. Terjadinya insiden ini tidak lain karena sedang
memanasnya perang antara pihak Ukraina dan Rusia yang diwakili para separatis
Ukraina. Namun, sampai saat ini siapa pelaku penembakan belum diketahui. Bisa
Ukraina, Rusia, ataupun pihak ketiga. Karena Barat berpihak ke pemerintah
Ukraina, maka tuduhan Barat terhadap siapa pelaku penembakan dialamatkan ke
Rusia. Rusia melalui kejadian ini dipojokkan oleh negara-negara Barat. Hal ini
lumrah, mengingat kekuatan Rusia di bawah Vladimir Putin menjadi jauh
menakutkan. Sebut aja Kremlin yang awalnya menjadi bagian dari Ukraina jatuh ke
tangan Rusia, ekonomi Rusia tumbuh pesat, dan banyak fakta menakjubkan lain
terkait Rusia. Insiden berturut-turut dari maskapai Malaysia Airlines tersebut bagi saya adalah konspirasi besar yang
diciptakan oleh para polisi dunia. Bisa jadi perang dunia ketiga akan terjadi
tidak lama lagi yang membuat peta geopolitik dunia bergeser.
Menangkap Hikmah
Bulan Ramadhan bagi umat Islam adalah bulan yang didalamnya segala pahala
ibadah dilipatgandakan. Umat Islam menyongsongnya dengan memperbanyak dan
meningkatkan kualitas ibadah sehingga pada akhir puasa menjadi pribadi yang
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Gelar takwa tidak lantas diperoleh oleh tiap muslim yang menjalankan ibadah
puasa, namun hanya kemurahan Allah-lah gelar tersebut diberikan pada hamba yang
pantas menyandangnya. Tertunya untuk mendapatkannya diperlukan kerja keras dan
semangat pantas kendur dalam beribadah di bulan suci. Pantangan-pantangan yang
menghalangi kekhusyukan dan keistiqomahan ibadah harus mampu diredam. Nah,
empat kejadian besar di bulan Ramadhan diatas adalah bagian dari
pantangan-pantangan tersebut.
Peristiwa penyerangan Israel ke Gaza menciptakan solidaritas seluruh umat
muslim sedunia. Pilpres di bulan suci menangkal kompetisi yang tidak sehat
karena dibulan suci ini melakukan tindakan anarki dan mengganggu kemaslahatan
sesama manusia dapat mengurangi pahala puasa. Piala Dunia menjadi tontonan
hiburan di waktu sahur biarpun sering kali juga mengganggu aktivitas ibadah dan
kerja pada pagi hari. Sementara peristiwa tertembaknya MH17 menjadi semacam pengingat
bagi kita semua bahwa kemanusiaan yang menjadi nafas kita, bagi sebagian mereka
tidak memiliki arti. Demi mengamankan kepentingan, mereka hancurkan
kemanusiaan. Nyawa manusia tiada lagi berguna.
Pada akhirnya bagi engkau para penguasa yang memiliki kekuasaan, perbuatlah
untuk rakyat Gaza yang terpenjara selama hidupnya oleh tentara Zionis Israel,
ketuklah pintu Dewan Keamanan PBB untuk hentikan perang dan memberikan
kemerdekaan penuh terhadap Palestina. Berilah dukungan penuh kepada para investigator
tertembaknya MH17 agar mereka mengungkapkan fakta yang sebenarnya serta tidak
mau diperalat. Contohlah Timnas Jerman bahwa menjadi juara itu bukan sesuatu
yang instan. Jerman mengajarkan kita untuk konsisten dan bekerja keras. 1990
juara Piala Dunia, dan empat kali berturut-turut masuk semifinal, namun baru
tahun 2014 Juara lagi untuk yang keempat kalinya. Terakhir terhadap pemenang
Pilpres 2014, Jokowi-Jusuf Kalla, dukung dan kawal keberjalanan pemerintahannya
untuk masa bakti 2014/2019. Jangan sampai karena Pilpres kemarin kesatuan dan
nasionalisme menjadi terpecah-pecah seperti negeri Balkan. Persatuan Indonesia
harus senantiasa dijunjung bersama sampai akhir hayat. Sementara bagi kita yang
tidak punya kuasa, berdoalah setiap selesai sholat agar Perang di Jalur Gaza
segera berakhir, kemanusiaan senantiasa dijunjung, dan negeri ini menjadi Baldatun toyyibatun wa robbun ghofuur.
0 komentar:
Post a Comment