Friday, December 19, 2014

Sudah 24 Tahun

Kini, saya tidak lagi muda. Status saya tak lagi mahasiswa melainkan sudah sarjana. Dunia yang sama sekali baru pun saya rasakan sekitar dua bulan sejak saya diwusuda pada 18 Oktober 2014. Berbagai perasaan campur aduk. Mulai dari susah sampai senang saya rasakan semua. Intinya dunia pasca kampus ini semacam pembuktian seberapa kuat saya mempertahankan idealisme.

Menjelang kelulusan dari ITB, sinyal kuat bahwa ke depan saya akan menjadi salah seorang intelektual cukup terasa. Saya sangat enjoy ketika ditunjuk untuk bicara seputar permasalahan negara dan berbagai solusinya. Berbagai diskusi/seminar sering kali saya ikuti. Juga membaca tetap menjadi kebiasaan saya di waktu luang. Biarpun memang produktivitas menulis saya menurun. Saya tetap menjaga asa untuk ke sana. Seminggu sebelum saya diwisuda, saya mempublikasi buku bentuk e-book dengan judul "Jalan Terjal Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka" di timeline facebook saya dan cukup mendapat respon positif dari berbagai teman saya. Itu tak lain adalah untuk menghidupkan budaya intelektual di kalangan mahasiswa ITB dimana mahasiswa biasa untuk berdiskusi, berdebat, membaca, dan menulis.
Foto bertoga tepat di depan tiang bendera gerbang depan ITB (doc. pribadi)
Saya akui memang saat ini kemampuan saya di dunia intelektual belum sepenuhnya teruji. Bacaan buku saya belum banyak. Saya pun belum lihai membaca dalam teks bahasa Inggris dimana melalui bahasa tersebut banyak sekali konsep-konsep diajarkan. Pasca lulus, menggarap tulisan opini dengan aneka referensi semakin berat. Mungkin karena memang ini realita baru dunia pasca kampus dimana saya dihadapkan dengan kondisi untuk mencari uang. Kegiatan intelektualisme saya seperti ikutserta aktif dalam diskusi-diskusi, membaca, dan menulis cukup meredup.

Kuliah Lagi

Sejak seminar II pada 11 September 2014, niat saya pasca lulus sarjana tidak lain adalah melanjutkan kuliah pascasarjana. Saya berniat kuat untuk mengambil Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia tetapi sayang di semester genap jurusan tersebut tidak dibuka. Akhirnya saya mengambil jurusan Studi Pembangunan di ITB. Berkas pendaftaran segera saya kumpulkan, juga tes masuk jurusan saya jalani sesuai jadwal. Pada hari ini, 19 Desember 2014, di hari ulang tahun saya ke-24, pengumuman kelulusan ditampilkan di halaman website Sekolah Pascasarjana (SPs) ITB. Hasilnya saya diterima untuk kuliah semester depan.

Selama studi di SP, saya penasaran bagaimana membangun sektor laut. Juga membangun kepulauan-kepulauan yang cukup termarginalkan di banyak wilayah di Indonesia. Pasca studi di SP, saya berencana untuk melanjutkan studi doktoral di Inggris dengan terlebih dahulu memperbaiki kapasitas saya di bidang bahasa Inggris. Selain itu, minimal satu buku berhasil saya terbitkan menjelang wisuda pascasarjana saya.

Saya harus menuntaskan dahulu studi sampai S3 karena selain amanat dari ayah juga merupakan ambisi saya sejak awal mula kuliah di ITB. Intinya saya harus menambah kapasitas dan kualitas diri saya agar ilmu saya nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Saya sebenarnya punya niatan untuk kuliah S2 di di Eropa tetapi tekad saya belum matang. Saya masih setengah-setengah meng-apply beasiswa, mencari informasi kampus, dan juga meningkatkan nilai TOEFL. Akhirnya target saya untuk mendapatkan skor 600 di TOEFL tahun ini tidak terwujud. Saya rasa saya harus belajar lebih keras lagi.

Saya ingin menyelesaian studi S2 dan S3 saya kedepan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Saya ingin lebih cepat berkiprah di masyarakat dengan memanfaatkan ilmu saya. Dengan begitu, mimpi-mimpi saya lainnya dapat terwujud sesuai rencana.


0 komentar: