Kini, saya tidak lagi muda. Status saya tak lagi mahasiswa melainkan
sudah sarjana. Dunia yang sama sekali baru pun saya rasakan sekitar dua bulan
sejak saya diwusuda pada 18 Oktober 2014. Berbagai perasaan campur aduk. Mulai
dari susah sampai senang saya rasakan semua. Intinya dunia pasca kampus ini
semacam pembuktian seberapa kuat saya mempertahankan idealisme.
Menjelang kelulusan dari ITB,
sinyal kuat bahwa ke depan saya akan menjadi salah seorang intelektual cukup
terasa. Saya sangat enjoy ketika ditunjuk
untuk bicara seputar permasalahan negara dan berbagai solusinya. Berbagai
diskusi/seminar sering kali saya ikuti. Juga membaca tetap menjadi kebiasaan
saya di waktu luang. Biarpun memang produktivitas menulis saya menurun. Saya
tetap menjaga asa untuk ke sana. Seminggu sebelum saya diwisuda, saya
mempublikasi buku bentuk e-book
dengan judul "Jalan Terjal Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka" di timeline facebook saya dan cukup
mendapat respon positif dari berbagai teman saya. Itu tak lain adalah untuk menghidupkan
budaya intelektual di kalangan mahasiswa ITB dimana mahasiswa biasa untuk
berdiskusi, berdebat, membaca, dan menulis.
Foto bertoga tepat di depan tiang bendera gerbang depan ITB (doc. pribadi) |
Saya akui memang saat ini
kemampuan saya di dunia intelektual belum sepenuhnya teruji. Bacaan buku saya
belum banyak. Saya pun belum lihai membaca dalam teks bahasa Inggris dimana
melalui bahasa tersebut banyak sekali konsep-konsep diajarkan. Pasca lulus,
menggarap tulisan opini dengan aneka referensi semakin berat. Mungkin karena
memang ini realita baru dunia pasca kampus dimana saya dihadapkan dengan
kondisi untuk mencari uang. Kegiatan intelektualisme saya seperti ikutserta
aktif dalam diskusi-diskusi, membaca, dan menulis cukup meredup.
Kuliah Lagi
Sejak seminar II pada 11
September 2014, niat saya pasca lulus sarjana tidak lain adalah melanjutkan
kuliah pascasarjana. Saya berniat kuat untuk mengambil Ilmu Ekonomi di
Universitas Indonesia tetapi sayang di semester genap jurusan tersebut tidak
dibuka. Akhirnya saya mengambil jurusan Studi Pembangunan di ITB. Berkas
pendaftaran segera saya kumpulkan, juga tes masuk jurusan saya jalani sesuai
jadwal. Pada hari ini, 19 Desember 2014, di hari ulang tahun saya ke-24,
pengumuman kelulusan ditampilkan di halaman website Sekolah Pascasarjana (SPs)
ITB. Hasilnya saya diterima untuk kuliah semester depan.
Selama studi di SP, saya
penasaran bagaimana membangun sektor laut. Juga membangun kepulauan-kepulauan
yang cukup termarginalkan di banyak wilayah di Indonesia. Pasca studi di SP,
saya berencana untuk melanjutkan studi doktoral di Inggris dengan terlebih
dahulu memperbaiki kapasitas saya di bidang bahasa Inggris. Selain itu, minimal
satu buku berhasil saya terbitkan menjelang wisuda pascasarjana saya.
Saya harus menuntaskan dahulu
studi sampai S3 karena selain amanat dari ayah juga merupakan ambisi saya sejak
awal mula kuliah di ITB. Intinya saya harus menambah kapasitas dan kualitas
diri saya agar ilmu saya nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Saya
sebenarnya punya niatan untuk kuliah S2 di di Eropa tetapi tekad saya belum
matang. Saya masih setengah-setengah meng-apply
beasiswa, mencari informasi kampus, dan juga meningkatkan nilai TOEFL. Akhirnya
target saya untuk mendapatkan skor 600 di TOEFL tahun ini tidak terwujud. Saya
rasa saya harus belajar lebih keras lagi.
Saya ingin menyelesaian studi S2
dan S3 saya kedepan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Saya ingin lebih cepat
berkiprah di masyarakat dengan memanfaatkan ilmu saya. Dengan begitu,
mimpi-mimpi saya lainnya dapat terwujud sesuai rencana.
0 komentar:
Post a Comment