In an
era of man made brain power industries, those who win will learn to play a new
game with a new rules requiring new strategies. Tomorrow's winners will have
very different characteristic than today's winner"[1] Lester
Thurow (Guru besar Messachussets Institute of Technology)
Dalam era industri seperti sekarang ini, para
pemenang industri akan memainkan permainan baru dan tentunya dengan
strategi-strategi baru. Pemenang masa depan akan memiliki karakteristik yang
jauh berbeda dengan pemenang masa kini. Diprediksi masa depan akan kembali
beralih ke belahan dunia Timur. Terlepas benar tidaknya prediksi tersebut, kita
hanya bisa bersaing di era globalisasi ini jika kita dapat mempraktikkan keadilan dan moralitas dalam pembangunan
masyarakat kita.
Salah satu aspek yang penting dalam pembangunan
adalah teknologi. Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah baik yang dapat
diperbaharui (hutan, air, tanah, dsb) maupun tidak dapat diperbaharui (minyak
bumi, batu bara, dsb) jelas membutuhakan manusia-manusia terampil yang bisa
mengelolanya sendiri. Perlu adanya upaya serius untuk itu seperti halnya
mengalihkan subsidi untuk human
investment seperti Research and
Development (R&D). Manusia-manusia yang terampil inilah yang akan
berperan besar dalam pembangunan. Mereka tak hanya memahami pembangunan secara
deterministik yakni hanya berfikir sektoral, namun mereka memiliki pola pikir
kolaboratif. Sebagai contoh seorang insinyur faham akan masalah sosial, begitu
pula sebaliknya. Berfikir sektoral merupakan problem krusial dalam pembangunan.
Oleh karenanya, masyarakat yang sanggup berkompetisi
di masa mendatang adalah masyarakat yang berkualitas. Kualitas suatu masyarakat
sangat bergantung pada partisipasi warganya, seperti yang disinggung oleh
William E. Deming, "Quality is only
achieved if everyone believes in it, if everyone is always concerned first of
all to improve their own quality at work. You get quality people trusted to
work possitively for the good of the whole community"[2].
Adapun yang paling penting untuk segera dibenahi di negara kita adalah jaringan
komunikasi. Demokrasi, birokrasi, dan desentralisasi akan efektif dan efisien
dengan adanya sistem informasi, komunikasi, serta jaringan kerja dan kontrol
yang baik antara masyarakat yang concern atas
kemajuan bangsa dan negaranya. Melalui sistem informasi, monitoring devisa dan
pengontrolan imigrasi hanya dapat dilakukan dengan baik. Korupsi pun bisa
ditekan karena transparansi telah dilalukan.
Epilog
Keberlanjutan pembangunan di masa depan jelas diperlukan
manusia-manusia unggul yang dapat memecahkan masalah dunia yang semakin
kompleks. Salah satu bukti keunggulan manusia adalah tidak terbuktinya prediksi
Klub Roma terkait kelangkaan sumber daya alam yang menjadikan manusia sangat
menderita (doomstay) pada 2000[3].
Berkat kecerdasan otak, manusia dapat menemukan sumber daya terbarukan yang
dapat menjadi subtitusi dari ketergantungan terhadap sumber daya fosil.
Juga selain itu diperlukan manusia yang menjunjung
tinggi moralitas. Melalui inilah pembangunan diabdikan hanya semata-mata untuk
kemaslahatan seluruh umat manusia, bukan untuk mencari pengaruh politik dunia
semata.
[1] Dalam
era industri yang mengandalkan kekuatan otak, mereka yang menang akan belajar
untuk memainkan sebuah permainan baru dengan peraturan-peraturan baru yang
memerlukan stategi –strategi baru. Pemenang masa depan akan memiliki
sifat-sifat yang sangat berbeda dengan pemenang masa kini.
[2] Kualitas
hanya dicapai jika setiap orang percaya padanya, jika setiap orang selalu
mempunyai perhatian utama untuk meningkatkankualitasnya di tempat kerja. Anda
memperoleh kualitas dari orang-orang yang berkualitas yang dipercaya untuk
bekerja secara positif demi kebaikan seluruh rakyat.
[3] Prediksi
Club of Rome (1972) yang diterbitkan dalam buku "The Limits to Growth" karya Meadows dkk.
0 komentar:
Post a Comment