Friday, June 05, 2015

Inovasi dan Kemampuan Nasional

Masalah utama peningkatan inovasi dan kemampuan nasional adalah dana dan pasar serta kebijakan pemerintah lain yang mendukungnya. Dana hanya tersedia apabila kita mengalokasikannya sedangkan pasar hanya akan terbentuk apabila ada keberpihakan akan penelitian, perusahaan, dan produk nasional.

Ekonomi adalah ilmu memilih seperti yang diutarakan Told G. Buchholz dalam bukunya "New Ideas From Dead Economists". Dalam buku tersebut, Told bukan memberikan petunjuk terhadap pilihan-pilihan apa yang seharusnya kita ambil melainkan membantu kita untuk mengerti konsekuensi-konsekuensi dari pilihan kita. Dalam kasus di Indonesia, kita dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sulit karena sumber daya yang ada serba terbatas. Sebagai contoh kebijakan energi nasional. Pilihan menghapus subsidi BBM adalah pilihan sulit untuk merespon pembangunan meliputi peningkatan kesejahteraan dan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur, inovasi dan kemampuan nasional. Penghematan juga bisa diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.
 
Widjajono Partowidagdo (sumber kopertis12.or.id)
Seperti topik tulisan ini, inovasi berperan penting dalam pembangunan. Seperti yang digambarkan dalam Causal Loop Diagram[1] berikut :

Gambar di atas menceritakan bahwa, pembangunan disokong oleh demokrasi yang kuat, peraturan dan peradilan yang adil, investasi yang besar, lingkungan yang asri, anggaran pemerintah yang cukup, desentralisasi yang berjalan sesuai, dan ilmu dan teknologi (inovasi) yang berjalan dengan optimal. Ketujuh elemen tersebut tak dapat dipisah begitu saja, semuanya merupakan variabel yang sangat penting dalam pembangunan. Inovasi merupakan investasi yang hasilnya mungkin tidak dapat dirasakan secara cepat, namun jika pemerintah abai dengan hal ini, pembangunan akan terseok-seok yang berdampak kalahnya negara dalam persaingan global.

Keberpihakan Negara Pada Inovasi

Perkembangan inovasi sains dan teknologi di negeri kita masih jauh dari maju. Penyebabnya seperti yang dijelaskan dalam gambar di atas yakni karena anggaran pemerintah yang rendah, peraturan dan peradilan yang masih lemah, dan investasi baik asing maupun domestik terkait masih kecil. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa keberpihakan negara pada inovasi masih rendah sekali.

Inovasi adalah langkah bangsa ini untuk mandiri. Dengan menjadi negara yang mandiri, negara ini akan mampu menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Seperti halnya negara besar seperti Jepang, Rusia, India, dan Cina yang memiliki tekad kuat untuk menjadi bangsa maju, Indonesia seharusnya punya tekad yang sama. Para founding fathers kita seringkali menggembar-gemborkan ide berdikari (mandiri), gotong-royong (perduli), dan bebas aktif dan cinta damai (bersahabat). Seperti yang diajarkan oleh Bung Hatta bahwa negara berkembang seharusnya berusaha untuk meningkatkan kemampuan nasionalnya.

Akhirnya, peningkatan inovasi dan kemampuan nasional hanya akan berhasil apabila ada keberpihakan pemerintah serta kerja keras, cerdas, tekad untuk mandiri dan moral yang baik dari badan usaha, akademisi, dan masyarakat. Negara yang baik membutuhkan adilnya pemimpin, amalnya pengusaha, ilmunya ulama (akademisi) serta kesabaran, keperdulian, dan kerja keras dan semangat cinta tanah air masyarakatnya.



[1] Causal Loop Diagram adalah sebuah diagram sebab-akibat yang membantu dalam memvisualisasikan bagaimana variabel-variabel yang berbeda dalam sebuah sistem saling berkaitan (interrelated). Untuk menentukan jika sebuah causal loop memperkuat (reinforcing, tanda +) atau menyeimbangkan (balancing, tanda -), dapat dimulai dengan sebuah asumsi. Misalkan node 1 naik diikuti kenaikan node lainnya. (sumber en.wikipedia.org dengan pandangan penulis)

0 komentar: