Tuesday, June 16, 2015

Manajemen Pariwisata Pesisir

Rangkuman Kuliah 8 Juni 2015
Mata Kuliah Sistem Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu
Dosen : Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho Sulasdi

Pendahuluan
Tesis

Kekuatan tesis terletak dalam metodologinya. Metodologi dalam tesis harus dimasukkan dalam bab tersendiri. Adapun daftar isi tesis adalah sebagai berikut ;
  1. Pendahuluan, mencakup apa yang diteliti, mengapa diteliti, dan bagaimana cara meneliti
  2. Studi kepustakaan, memaparkan penelitian sejenis
  3. Metodologi penelitian
  4. Hasil dan analisis
  5. Kesimpulan dan saran

Setelah mendapatkan judul tesis, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi variabel yang berada di ruang lingkup tesis. Identifikasi berbeda artinya dengan inventarisasi. Inventarisasi sama halnya dengan klasifikasi dimana benda (objek) sudah ada, sedangkan identifikasi itu benda (objek)nya harus dicari. Setelah variabel-variabel penelitian yang terkumpul dianggap cukup, maka langkah selanjutnya adalah mencari koherensi diantara variabel-variabel tersebut. Apakah ada keterkaitan di antara variabel-variabel tersebut. Keterkaitan tersebut membentuk sistem dan suatu yang membangun sistem dinamakan konsep.
Variabel-Variabel dalam Pariwisata Pantai/Laut

Wisata pantai/laut merupakan kombinasi potensi alam dan rekayasa yang tepat. Daerah wisata pada prinsipnya adalah kombinasi dari ketersediaan potensi alam, sarana transportasi darat, laut, dan udara, jaminan keamanan, ketersediaan sumber energi, tempat tinggal (hotel) yang nyaman, dan adanya sarana ibadah sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan alam dengan tidak melupakan Tuhan Pencipta Alam.
  
Kondisi Pariwisata Pesisir Indonesia

a. Gambaran Umum

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan. Praktis Indonesia dikaruniai Tuhan banyak sekali pantai-pantai, aneka biota laut, dan pemandangan laut yang indah. Indonesia kaya akan potensi wisata pantai dan laut. Namun fakta yang terjadi secara umum pengelolaannya masih kurang. Keadaan kontras antara peluang dan kondisi yang terjadi saat ini dinamakan diametral paradoksal.

Mengatasi hal ini, perlu dilakukan proses optimisasi. Proses optimisasi merupakan upaya untuk mengurangi kendala yang ada guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Dalam konteks masalah wisata pesisir, pengurangan kendala untuk menjadikan wisata laut Indonesia dapat terkelola lebih baik sehingga mampu menciptakan devisa yang besar untuk negara. Proses optimisasi didahului dengan identifikasi kendala kemudian mengurangi kendalanya.
 b. Peringkat Pariwisata Laut Indonesia

Berdasarkan The Travel and Tourism Competition Index pada 2013, peringkat pariwisata Indonesia menempati posisi ke-12 dari negara-negara Asia-Pasifik. Indonesia bahkan kalah dengan Malaysia dan Thailand yang masing-masing berada di peringkat 8 dan 9. Sementara Singapura berada di posisi puncak dengan disusul Australia di posisi kedua. Hal yang menyebabkan buruknya kualitas pariwisata Indonesia adalah sebagai berikut ;
  1. Infrastruktur. Buruknya infrastruktur jalan dan akses menuju lokasi pariwisata
  2. Informasi. Kurangnya pusat informasi pariwisata dan peta wisata. Oleh karenanya diperlukan pengembangan ine stop service
  3. Kebersihan, ketertiban, dan keamanan. Seringkali kita jumpai di kawasan wisata banyak sampah, toilet yang kotor, coretan di berbagai dinding dan objek wisata, serta sering terjadi aksi premanisme. Ini menandakan bahwa kepekaan dan kepedulian terhadap pariwisata kita tidak ada, ditambah lagi dengan peraturan yang tidak kuat.
  4. Infrastruktur penginapan. Jumlah penginapan (hotel) yang sedikit di kawasan pariwisata, ditambah dengan kualitas yang maish belum baik.

Tidak semua wisata Indonesia kurang baik, namun secara umum masih tertinggal. Indikasinya dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan asing. Kondisi ini harus menjadi initial condition bagi kita agar pemerintah dan rakyat dapat berbenah.

Guna mendapatkan arah untuk melakukan pembenahan, dapat digunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Treat). Analisis SWOT mengkaji kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treat) dari masalah wisata Indonesia yang sedang dikaji. Untuk melakukan kajian terkait wisata Indonesia, perlu dibuat ruang lingkup penelitian (rational bounderies) agar penelitian fokus pada variabel tertentu, tidak melebar ke hal yang lebih luas.
 APBN Sebagai Sumber Anggaran Pariwisata

Pengembangan pariwisata didanai oleh pemerintah melalui pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN dari tahun ke tahun selalu naik. Seperti pada tahun 2015 mencapai 1.793,6 Triliun dimana jumlah ini naik lebih dari 100 Triliun dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.635,4 Triliun.

Anggaran (APBN) dapat defisit maupun surplus. Anggaran dapat defisit ketika pengeluaran (belanja dan pembiayaan) lebih besar dibandingkan pendapatan. Sebaliknya jika pendapatan lebih besar dari pengeluaran, maka anggaran akan berlebih (surplus). Jika pengeluaran relatif sama dengan pendapatan maka APBN dianggap seimbang (balance).


0 komentar: