Rangkuman
Kuliah 8 Juni 2015
Mata
Kuliah Sistem Pembangunan
Wilayah
Pesisir dan Laut Secara Terpadu
Dosen
: Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho Sulasdi
Pendahuluan
Tesis
Kekuatan tesis terletak dalam
metodologinya. Metodologi dalam tesis harus dimasukkan dalam bab tersendiri.
Adapun daftar isi tesis adalah sebagai berikut ;
- Pendahuluan, mencakup apa yang diteliti, mengapa diteliti, dan bagaimana cara meneliti
- Studi kepustakaan, memaparkan penelitian sejenis
- Metodologi penelitian
- Hasil dan analisis
- Kesimpulan dan saran
Setelah mendapatkan judul tesis, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi variabel yang berada di ruang lingkup
tesis. Identifikasi berbeda artinya dengan inventarisasi. Inventarisasi sama
halnya dengan klasifikasi dimana benda (objek) sudah ada, sedangkan
identifikasi itu benda (objek)nya harus dicari. Setelah variabel-variabel
penelitian yang terkumpul dianggap cukup, maka langkah selanjutnya adalah
mencari koherensi diantara variabel-variabel tersebut. Apakah ada keterkaitan
di antara variabel-variabel tersebut. Keterkaitan tersebut membentuk sistem dan
suatu yang membangun sistem dinamakan konsep.
Variabel-Variabel dalam
Pariwisata Pantai/Laut
Wisata pantai/laut merupakan kombinasi
potensi alam dan rekayasa yang tepat. Daerah wisata pada prinsipnya adalah
kombinasi dari ketersediaan potensi alam, sarana transportasi darat, laut, dan
udara, jaminan keamanan, ketersediaan sumber energi, tempat tinggal (hotel)
yang nyaman, dan adanya sarana ibadah sehingga wisatawan dapat menikmati
keindahan alam dengan tidak melupakan Tuhan Pencipta Alam.
Kondisi
Pariwisata Pesisir Indonesia
a. Gambaran Umum
Indonesia secara geografis merupakan
negara kepulauan. Praktis Indonesia dikaruniai Tuhan banyak sekali
pantai-pantai, aneka biota laut, dan pemandangan laut yang indah. Indonesia
kaya akan potensi wisata pantai dan laut. Namun fakta yang terjadi secara umum
pengelolaannya masih kurang. Keadaan kontras antara peluang dan kondisi yang
terjadi saat ini dinamakan diametral paradoksal.
Mengatasi hal ini, perlu dilakukan
proses optimisasi. Proses optimisasi merupakan upaya untuk mengurangi kendala
yang ada guna mendapatkan hasil yang diharapkan. Dalam konteks masalah wisata
pesisir, pengurangan kendala untuk menjadikan wisata laut Indonesia dapat
terkelola lebih baik sehingga mampu menciptakan devisa yang besar untuk negara.
Proses optimisasi didahului dengan identifikasi kendala kemudian mengurangi
kendalanya.
b. Peringkat
Pariwisata Laut Indonesia
Berdasarkan The Travel and Tourism Competition
Index pada 2013, peringkat pariwisata Indonesia menempati posisi ke-12 dari
negara-negara Asia-Pasifik. Indonesia bahkan kalah dengan Malaysia dan Thailand
yang masing-masing berada di peringkat 8 dan 9. Sementara Singapura berada di
posisi puncak dengan disusul Australia di posisi kedua. Hal yang menyebabkan
buruknya kualitas pariwisata Indonesia adalah sebagai berikut ;
- Infrastruktur. Buruknya infrastruktur jalan dan akses menuju lokasi pariwisata
- Informasi. Kurangnya pusat informasi pariwisata dan peta wisata. Oleh karenanya diperlukan pengembangan ine stop service
- Kebersihan, ketertiban, dan keamanan. Seringkali kita jumpai di kawasan wisata banyak sampah, toilet yang kotor, coretan di berbagai dinding dan objek wisata, serta sering terjadi aksi premanisme. Ini menandakan bahwa kepekaan dan kepedulian terhadap pariwisata kita tidak ada, ditambah lagi dengan peraturan yang tidak kuat.
- Infrastruktur penginapan. Jumlah penginapan (hotel) yang sedikit di kawasan pariwisata, ditambah dengan kualitas yang maish belum baik.
Tidak semua wisata Indonesia kurang
baik, namun secara umum masih tertinggal. Indikasinya dapat dilihat dari jumlah
kunjungan wisatawan asing. Kondisi ini harus menjadi initial condition bagi kita agar pemerintah dan rakyat dapat
berbenah.
Guna mendapatkan arah untuk melakukan
pembenahan, dapat digunakan analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity, dan
Treat). Analisis SWOT mengkaji kekuatan (strenght), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treat) dari masalah wisata
Indonesia yang sedang dikaji. Untuk melakukan kajian terkait wisata Indonesia,
perlu dibuat ruang lingkup penelitian (rational
bounderies) agar penelitian fokus pada variabel tertentu, tidak melebar ke
hal yang lebih luas.
Pengembangan pariwisata didanai oleh
pemerintah melalui pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN
dari tahun ke tahun selalu naik. Seperti pada tahun 2015 mencapai 1.793,6
Triliun dimana jumlah ini naik lebih dari 100 Triliun dari tahun sebelumnya
yang mencapai 1.635,4 Triliun.
Anggaran (APBN) dapat defisit maupun
surplus. Anggaran dapat defisit ketika pengeluaran (belanja dan pembiayaan)
lebih besar dibandingkan pendapatan. Sebaliknya jika pendapatan lebih besar
dari pengeluaran, maka anggaran akan berlebih (surplus). Jika pengeluaran relatif sama dengan pendapatan maka APBN
dianggap seimbang (balance).
0 komentar:
Post a Comment