Sunday, August 09, 2015

METODE BERFIKIR, SISTEM, DAN TEORI PEMBANGUNAN

Rangkuman Kuliah 3 Agustus 2015
Mata Kuliah Sistem Pembangunan
Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu (SP 6004)
Dosen : Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho SULASDI


Pendahuluan

Setiap organisasi memiliki budaya organisasi tertentu. Hal ini dapat diketahui dari anggaran dasar atau statuta. Oleh karenanya budaya organisasi ini perlu difahami agar tidak menimbulkan konflik yang tidak diinginkan. Sebagai contoh budaya organisasi di Amerika Serikat dan Jepang sungguh berbeda sekali. Budaya organisasi di Amerika bertumpu pada kapasitas dan kapabilitas individu. Contohnya adalah budaya Amerika sangat tidak suka dengan pinjam meminjam alat tulis misalnya. Disini titik tekan budaya Amerika adalah pada kemandirian. Hal ini bertolak belakang dengan budaya Jepang. Budaya Jepang bertumpu pada kinerja tim. Budaya Jepang lebih cocok dengan kultur Indonesia.

Perubahan yang paling sulit adalah perubahan kultural. Seringkali dalam budaya organisasi kita lebih kepada perubahan struktural, namun tidak terlalu fokus pada perubahan kultural. Oleh karenanya, budaya organisasi itu perlu dipelajari. Cara mempelajarinya melalui sistem. Sistem mencakup dua hal. Pertama, cara kerja. Kedua, keterkaitan antarkomponen-komponen pembangun sistem.

Kesuksesan itu dibangun oleh dua komponen ; 90 % kerja keras dan 10 % do’a. Kerja keras (all out) ini dibangun oleh dua hal. Pertama, mampu bekerja di bawah tekanan. Kedua, memiliki kemampuan adaptasi komunikatif yakni mampu berkomunikasi secara baik.

Dalam konteks sukses dalam menghadapi budaya organisasi, titik tekan mampu bekerja di bawah tekanan adalah ia sadar akan perbedaan budaya organisas. Dari sana ia mampu beradaptasi. Terkait dengan beberapa friksi yang datang kemudian, ia dapat mengkomunikasikan dengan baik.
 Metode Berfikir

Berfikir didefinisikan menggunakan kemampuan intelektual (intellectual power), kecuali persepsi sederhana yang melalui perasaan (senses), untuk menguji kecakapan-kecakapan intelektual tertinggi. Metode[1] berfikir terbagai menjadi dua hal ; ilmiah dan non-ilmiah. Perbedaan keduanya terletak pada bagaimana bukti kebenaran disampaikan. Pengetahuan ilmiah merupakan proses menemukan pengetahuan aktual melalui eksperimen dan observasi. Ia adalah langkah logis dan rasional dimana para ilmuwan sampai pada kesimpulan. Ilmuwan menggunakan observasi, hipotesis, teori, hukum-hukum, dan deduksi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan ini. Pertama mempelajari elemen penting dari sains melalui metode analisis. Karakteristik pengetahuan saintifik terletak pada tiga faktor-objektif, logis, dan sistematik. Ia merupakan transformasi dari logika deduktif terhadap hipotesis, kemudian hipotesis terhadap teori dan teori terhadap hukum-hukum. Hal-hal tersebut dapat selesai melalui pembelajaran dari konsep dasar melalui asumsi, variabel, parameter, dan bentuk-bentuk fungsi. Hipotesis dan teori saintifik dites dan diverifikasi oleh ilmuwan lain, sehingga dapat diterima oleh komunitas ilmiah. Sedangkan pengetahuan non-ilmiah didapatkan melalui indera (perasaan), intuisi, ilham (wahyu), dan pengalaman. Kita tahu bahwa, bergerak lebih dekat ke api akan membuat luka dan terbakat. Maka, dia mendapatkan pengetahuan dengan indera fisik – melihat, mendengar, memegang, mencium, dan mengalami. Sementara yang lain mendapatkan pengetahuan melalui intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan perasaan yang kuat atau firasat dan wahyu merupakan sumber supranatural, seperti karena Tuhan, dewa, dan sebagainya. Pengetahuan didapat melalui pengalaman, intuisi, wahyu ditafsirkan sebagai pengetahuan pribadi. Pengujian objektif tidak dilakukan di metode non-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah menyimpan bahwa dunia tidak dapat difahami hanya dengan sains, melainkan dengan wahyu agama, pengalaman mistik atau dekonstruksionisme sastra.[2]
Dalam skema di atas disebutkan bahwa cara memahami metode berfikir ilmiah adalah dengan menggunakan filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Meskipun secara metodologis tidak membedakan antara ilmu alam dan ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial.[3]

Sementara itu, cara pandang terhadap suatu persoalan dibutuhkan beberapa alternatif. Memandang suatu persoalan dengan objek materi yang sama hanya dengan satu perspektif akan dapat membuat ketidakluwesan dalam berfikir. Cara pandang dengan berbagai macam alternatif merupakan cara berfikir komprehensif.
Contoh berikut menunjukkan objek materi laut dipandang dari berbagai perspektif.


Sistem

Sistem adalah aset dari elemen (malahan sering disebut “komponen”) dan hubungan yang berbeda dari kumpulan atau elemennya terhadap elemen atau kumpulan lainnya. Dalam definisi lainnya. sebuah sistem adalah sebuah himpunan interaksi atau kesalingberhubungan komponen-komponen membentuk suatu keterpaduan (integrated whole)[1]. Adapun karakteristik dari sistem adalah sebagai berikut :
  1. sistem memiliki struktur, didefinisikan oleh komponen-komponen/elemen-elemen dan komposisinya. Tegasnya adanya keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya.
  2. Sistem memiliki prilaku (behavior), yang meliputi input, proses, dan output dari energi material, informasi, atau ini. Hal ini tak lain berada dalam konteks manufaktur.
  3. Sistem memiliki interkonektivitas. Bagian-bagian yang bermacam-macam dari sebuah sistem memiliki hubungan-hubungan baik fungsional maupun struktural terhadap yang lainnya. Poin ketiga ini berlaku jika berada dalam berbagai sistem yang berbeda.
  4. Sistem boleh memiliki beberapa fungsi atau kelompok-kelompok fungsi.

Jika banyak komponen yang terlibat dalam sistem, maka dinamakan sistem kompleks. Dalam sistem kompleks ini, sulit untuk diterangkan secara keseluruhan prilaku.
Adapun konsep-konsep sistem, meliputi[5] :
  1. Lingkungan dan batasannya. Teori sistem menggambarkan dunia sebagai sistem kompleks dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Kita menjangkau sebuah sistem dengan mendefinisikan batasannya, ini berarti memilih entitas mana yang berada di dalam atau di luar sistem – bagian dari dari lingkungan. Kita kemudian membuat model dari sistem untuk memahami dan memprediksi atau mempengaruhi perilaku masa depannya. Model-model ini dapat mendefinisikan stuktur dan/atau kelakuan sistem.
  2. Sistem alam dan sistem buatan manusia. Sistem alam dapat tidak memiliki tujuan yang jelas tetapi kelyarannya dapat diinterpretasikan sebagai tujuan. Sistem buatan manusia dibuat dengan tujuan yang dicapai melalui pengiriman keluaran (output)nya.
  3. Kerangka teoretis. Sebuah sistem terbuka menukar unsur atau energi dengan daerah sekitarnya. Kebanyakan sistem merupakan sisrem terbuka, seperti sebuah mobil, pembuat kopi, atau komputer. Sedangkan sistem tertutup menukar energi namun bukan unsurnya dengan lingkungannya, seperti bumi atau Biosfer. Sistem terisolasi tidak menukar unsur maupun energi dengan lingkungannya. Contoh teoretik dari sistem tersebut adalah alam semesta.
  4. Proses dan proses transformasi. Sistem buka dapet juga digambarkan sebagai sebuah proses transformasi yang terbatasi, yaitu sebuah kotak hitam yang merupakan sebuah proses atay koleksi dari proses yang mentransformasikan masukan (input) kedalam output. Input terkonsumsi sedangkan output terproduksi. Konsep input dan output disini sangat luas. Misalkan output dari sebuah kapal penumpang adalah pergerakan orang dari keberangkatan menuju destinasi.
  5. Subsistem. Subsistem merupakan sebuah kumpulan dari unsur-unsur, yaitu sebuah sistem tersendiri, dan sebuah komponen dari sistem yang lebih luas.
  6. Model sistem. Sebuah sistem terdiri dari berbagai macam gambaran. Sistem buatan manusia seperti halnya konsep, analisis, desain, implementasi, penyebaran, struktur, data masukan, dan penyajian data keluaran. Model sistem diperlukan untuk mendeskripsikan dan merepresentasikan beberapa pandangan ini.
  7. Arsitektur sistem. Arsitektur sistem menggunakan model integrasi tunggal untuk deskripsi berbagai pandangan seperti konsep, analisis, desain, implementasi, penyebaran, struktur, kelakuan, data masukan, dan data keluaran adalah semacam model sistem.

Analogi sistem adalah tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas sistem, organ-organ, jaringan, dan juga terdiri atas sel. Jika terjadi kerusakan pada organ tertentu akan mempengaruhi organ lainnya. Bahasa statistikanya, organ-organ itu berkorelasi.

Dalam upaya mencari solusi suatu persoalan, dibutuhkan tindakan teknologis. Tindakan teknologis ini mencakup seperti apa sistem yang diinginkan, bagaimana cara membangun sistem, dan bagaimana cara mengoperasikan sistem. Perhatikan gambar berikut :
Adapun aplikasi konsep sistem contohnya adalah sistem dalam berfikir strategis. Perhatikan gambar berikut :
Teori Pembangunan

Teori pembangunan terbangun atas tiga komponen ; multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Multidisiplin berarti keilmuannya tidak serumpun, terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Interdisiplin berarti terdiri dari beberapa disiplin lalu disintesis untuk dapat memecahkan suatu persoalan. Transdisiplin sama dengan interdisiplin hanya saja keluarannya adalah disiplin baru.

Rumusan Bank Dunia
  1. Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional (sistem kompleks). Sistem kompleks adalah unsur-unsur/bagian-bagian penyusun sistem dapat dijelaskan dengan mudah, namun prilakunya secara keseluruhan tidak mudah dijelaskan.
  2. Sistem kompleks yang menyangkut perubahan meliputi ; perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional



[1] Metode di definisikan cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. (sumber kbbi.web.id)
[2] http://www.ukessays.com/essays/philosophy/an-approach-of-scientific-and-non-scientific-knowledge-philosophy-essay.php
[3] Disarikan dari Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer karya Jujun S. Suriasumantri yang ditulis oleh Siti Halimatussadiah di https://www.academia.edu/8624371/Ringkasan_Filsafat_Ilmu_Jujun_S._Sumantri
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/System
[5] ibid

0 komentar: