Rangkuman
Kuliah 3 Agustus 2015
Mata
Kuliah Sistem Pembangunan
Wilayah
Pesisir dan Laut Secara Terpadu (SP 6004)
Dosen
: Prof. Dr. Ir. Widyo Nugroho SULASDI
Pendahuluan
Setiap organisasi memiliki budaya
organisasi tertentu. Hal ini dapat diketahui dari anggaran dasar atau statuta.
Oleh karenanya budaya organisasi ini perlu difahami agar tidak menimbulkan
konflik yang tidak diinginkan. Sebagai contoh budaya organisasi di Amerika
Serikat dan Jepang sungguh berbeda sekali. Budaya organisasi di Amerika
bertumpu pada kapasitas dan kapabilitas individu. Contohnya adalah budaya
Amerika sangat tidak suka dengan pinjam meminjam alat tulis misalnya. Disini titik
tekan budaya Amerika adalah pada kemandirian. Hal ini bertolak belakang dengan
budaya Jepang. Budaya Jepang bertumpu pada kinerja tim. Budaya Jepang lebih cocok dengan kultur Indonesia.
Perubahan yang paling sulit adalah
perubahan kultural. Seringkali dalam budaya organisasi kita lebih kepada
perubahan struktural, namun tidak terlalu fokus pada perubahan kultural. Oleh karenanya, budaya
organisasi itu perlu dipelajari. Cara
mempelajarinya melalui sistem. Sistem
mencakup dua hal. Pertama, cara
kerja. Kedua, keterkaitan
antarkomponen-komponen pembangun sistem.
Kesuksesan itu dibangun oleh dua
komponen ; 90 % kerja keras dan 10 % do’a. Kerja keras (all out) ini dibangun oleh dua hal. Pertama, mampu bekerja di bawah tekanan. Kedua, memiliki kemampuan adaptasi komunikatif yakni mampu
berkomunikasi secara baik.
Dalam konteks
sukses dalam menghadapi budaya organisasi, titik tekan mampu bekerja di bawah
tekanan adalah ia sadar akan perbedaan budaya organisas. Dari sana ia mampu
beradaptasi. Terkait dengan beberapa friksi yang datang kemudian, ia dapat
mengkomunikasikan dengan baik.
Berfikir didefinisikan menggunakan
kemampuan intelektual (intellectual power), kecuali persepsi
sederhana yang
melalui perasaan (senses), untuk
menguji kecakapan-kecakapan intelektual tertinggi. Metode[1]
berfikir terbagai menjadi dua hal ; ilmiah dan non-ilmiah. Perbedaan
keduanya terletak pada
bagaimana bukti kebenaran disampaikan. Pengetahuan
ilmiah merupakan proses menemukan pengetahuan aktual melalui eksperimen dan
observasi. Ia adalah langkah logis dan rasional dimana para ilmuwan sampai pada
kesimpulan. Ilmuwan menggunakan observasi, hipotesis, teori, hukum-hukum, dan
deduksi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan ini. Pertama mempelajari elemen
penting dari sains melalui metode analisis. Karakteristik pengetahuan saintifik
terletak pada tiga faktor-objektif, logis, dan sistematik. Ia merupakan
transformasi dari logika deduktif terhadap hipotesis, kemudian hipotesis
terhadap teori dan teori terhadap hukum-hukum. Hal-hal tersebut dapat selesai
melalui pembelajaran dari konsep dasar melalui asumsi, variabel, parameter, dan
bentuk-bentuk fungsi. Hipotesis dan teori saintifik dites dan diverifikasi oleh
ilmuwan lain, sehingga dapat diterima oleh komunitas ilmiah. Sedangkan
pengetahuan non-ilmiah didapatkan melalui indera (perasaan), intuisi, ilham
(wahyu), dan pengalaman. Kita tahu bahwa, bergerak lebih dekat ke api akan membuat
luka dan terbakat. Maka, dia mendapatkan pengetahuan dengan indera fisik –
melihat, mendengar, memegang, mencium, dan mengalami. Sementara yang lain
mendapatkan pengetahuan melalui intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan perasaan
yang kuat atau firasat dan wahyu merupakan sumber supranatural, seperti karena
Tuhan, dewa, dan sebagainya. Pengetahuan didapat melalui pengalaman, intuisi,
wahyu ditafsirkan sebagai pengetahuan pribadi. Pengujian objektif tidak
dilakukan di metode non-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah menyimpan bahwa dunia
tidak dapat difahami hanya dengan sains, melainkan dengan wahyu agama,
pengalaman mistik atau dekonstruksionisme sastra.[2]
Dalam skema di atas
disebutkan bahwa cara memahami metode berfikir ilmiah adalah dengan menggunakan
filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).
Meskipun secara metodologis tidak membedakan antara ilmu alam dan ilmu sosial,
namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat
ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu sosial.[3]
Sementara itu, cara
pandang terhadap suatu persoalan dibutuhkan beberapa alternatif. Memandang
suatu persoalan dengan objek materi yang sama hanya dengan satu perspektif akan
dapat membuat ketidakluwesan dalam berfikir. Cara
pandang dengan berbagai macam alternatif merupakan cara berfikir komprehensif.
Contoh berikut
menunjukkan objek materi laut dipandang dari berbagai perspektif.
Sistem
Sistem adalah aset dari elemen (malahan
sering disebut “komponen”) dan hubungan yang berbeda dari kumpulan atau
elemennya terhadap elemen atau kumpulan lainnya. Dalam definisi lainnya. sebuah sistem adalah sebuah himpunan interaksi
atau kesalingberhubungan komponen-komponen membentuk suatu keterpaduan (integrated whole)[1].
Adapun karakteristik dari sistem adalah sebagai berikut :
- sistem memiliki struktur, didefinisikan oleh komponen-komponen/elemen-elemen dan komposisinya. Tegasnya adanya keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya.
- Sistem memiliki prilaku (behavior), yang meliputi input, proses, dan output dari energi material, informasi, atau ini. Hal ini tak lain berada dalam konteks manufaktur.
- Sistem memiliki interkonektivitas. Bagian-bagian yang bermacam-macam dari sebuah sistem memiliki hubungan-hubungan baik fungsional maupun struktural terhadap yang lainnya. Poin ketiga ini berlaku jika berada dalam berbagai sistem yang berbeda.
- Sistem boleh memiliki beberapa fungsi atau kelompok-kelompok fungsi.
Jika banyak komponen yang terlibat
dalam sistem, maka dinamakan sistem kompleks. Dalam sistem kompleks ini, sulit
untuk diterangkan secara keseluruhan prilaku.
Adapun
konsep-konsep sistem, meliputi[5] :
- Lingkungan dan batasannya. Teori sistem menggambarkan dunia sebagai sistem kompleks dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Kita menjangkau sebuah sistem dengan mendefinisikan batasannya, ini berarti memilih entitas mana yang berada di dalam atau di luar sistem – bagian dari dari lingkungan. Kita kemudian membuat model dari sistem untuk memahami dan memprediksi atau mempengaruhi perilaku masa depannya. Model-model ini dapat mendefinisikan stuktur dan/atau kelakuan sistem.
- Sistem alam dan sistem buatan manusia. Sistem alam dapat tidak memiliki tujuan yang jelas tetapi kelyarannya dapat diinterpretasikan sebagai tujuan. Sistem buatan manusia dibuat dengan tujuan yang dicapai melalui pengiriman keluaran (output)nya.
- Kerangka teoretis. Sebuah sistem terbuka menukar unsur atau energi dengan daerah sekitarnya. Kebanyakan sistem merupakan sisrem terbuka, seperti sebuah mobil, pembuat kopi, atau komputer. Sedangkan sistem tertutup menukar energi namun bukan unsurnya dengan lingkungannya, seperti bumi atau Biosfer. Sistem terisolasi tidak menukar unsur maupun energi dengan lingkungannya. Contoh teoretik dari sistem tersebut adalah alam semesta.
- Proses dan proses transformasi. Sistem buka dapet juga digambarkan sebagai sebuah proses transformasi yang terbatasi, yaitu sebuah kotak hitam yang merupakan sebuah proses atay koleksi dari proses yang mentransformasikan masukan (input) kedalam output. Input terkonsumsi sedangkan output terproduksi. Konsep input dan output disini sangat luas. Misalkan output dari sebuah kapal penumpang adalah pergerakan orang dari keberangkatan menuju destinasi.
- Subsistem. Subsistem merupakan sebuah kumpulan dari unsur-unsur, yaitu sebuah sistem tersendiri, dan sebuah komponen dari sistem yang lebih luas.
- Model sistem. Sebuah sistem terdiri dari berbagai macam gambaran. Sistem buatan manusia seperti halnya konsep, analisis, desain, implementasi, penyebaran, struktur, data masukan, dan penyajian data keluaran. Model sistem diperlukan untuk mendeskripsikan dan merepresentasikan beberapa pandangan ini.
- Arsitektur sistem. Arsitektur sistem menggunakan model integrasi tunggal untuk deskripsi berbagai pandangan seperti konsep, analisis, desain, implementasi, penyebaran, struktur, kelakuan, data masukan, dan data keluaran adalah semacam model sistem.
Analogi sistem
adalah tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri
atas sistem, organ-organ, jaringan, dan juga terdiri atas sel. Jika terjadi
kerusakan pada organ tertentu akan mempengaruhi organ lainnya. Bahasa
statistikanya, organ-organ itu berkorelasi.
Dalam upaya mencari
solusi suatu persoalan, dibutuhkan tindakan teknologis. Tindakan teknologis ini
mencakup seperti apa sistem yang diinginkan, bagaimana cara membangun sistem,
dan bagaimana cara mengoperasikan sistem. Perhatikan gambar berikut :
Adapun aplikasi konsep sistem contohnya adalah sistem dalam berfikir
strategis. Perhatikan gambar berikut :
Teori
Pembangunan
Teori pembangunan terbangun atas
tiga komponen ; multidisiplin,
interdisiplin, dan transdisiplin. Multidisiplin berarti keilmuannya tidak
serumpun, terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Interdisiplin
berarti terdiri dari beberapa disiplin lalu disintesis untuk dapat memecahkan
suatu persoalan. Transdisiplin sama dengan interdisiplin hanya saja keluarannya
adalah disiplin baru.
Rumusan Bank Dunia
- Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional (sistem kompleks). Sistem kompleks adalah unsur-unsur/bagian-bagian penyusun sistem dapat dijelaskan dengan mudah, namun prilakunya secara keseluruhan tidak mudah dijelaskan.
- Sistem kompleks yang menyangkut perubahan meliputi ; perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional
[1] Metode di definisikan cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. (sumber kbbi.web.id)
[2] http://www.ukessays.com/essays/philosophy/an-approach-of-scientific-and-non-scientific-knowledge-philosophy-essay.php
[3] Disarikan dari Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer karya Jujun S. Suriasumantri yang ditulis oleh Siti Halimatussadiah di https://www.academia.edu/8624371/Ringkasan_Filsafat_Ilmu_Jujun_S._Sumantri
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/System
[5] ibid
0 komentar:
Post a Comment