Seorang nenek tua usianya 70-an tahun 'mengulek' cengek, kencur, trasi, kacang, garam,kacang halus, kentang telanjang, dan juruk nipis dalam satu 'cowek'. Tangannya menggoyang-goyangkan 'mutu' dengan penuh dedikasi. Setelah bumbu tercampur sempurna, bahan-bahan dicampurkan seperti halnya sayur dan tahu. Bumbu pun dicampur secara sempurna dengan aneka bahan-bahan yang ada. Setelah tercampur, baru kemudian 'lotek' siap dihidangkan dalam sebuah daun pisang dibalut dengan kertas minyak.
"Berapa Bu?", "8 ribu". Ya, segitu harganya murah kan?. Ini yang tidak pake lontong/nasi. Kalo pake itu jadinya 10 ribu. Anyway, lapak lotek nenek tua ini letaknya di sepanjang 'kompleks' PKL Haur Pancuh, jalan menuju Haur Mekar dan Sekeloa. Tepatnya jika pembaca sekalian dari Dipatiukur, ada pangkalan Damri (yg ke Leuwipanjang) dan didekat sana ada Jalan Haur Pancuh (jalannya aspal ya), itu Anda masuk. Di sana ada pangkalan ojek dan deretan PKL di trotoar sebelah kiri jalan. Nah, letak lapak lotek nenek ini di ujung tapi tidak paling ujung. Saya tadi tidak sempat memotret gerobak (tp tidak ada rodanya sih) karena keburu salaman ama mantan istri imam masjid kosan lama. Moga nanti kalo ke sana lagi saya sempatkan foto :)
Bicara terkait rasa, gurih kacangnya kerasa dan agak manis juga. Karena saya tadi mintanya pedas jadi terasa cengeknya. Ada sekitar 6 biji cengek tadi. Pas saya makan dengan nasi, pedasnya kerasa sekali. Sampai saya terhenti di fase-fase terakhir makan, keringat saya bercucuran. Saya stop dan nyicil nulis blog ini. Biasanya saya diberi dua plastik krupuk, tapi sekarang cuman satu. Jadinya pas di tengah jalan, krupuk sudah habis. Overall, saya puas. Tidak sarapan tadi pagi terbayarkan sudah. Kenyang, alhamdulillah.
0 komentar:
Post a Comment