Sampai tulisan ini saya buat, posisi saya masih di Caringin Tilu (Cartil). Lokasi ini menjadi destinasi malam minggu setelah saya membaca postingan dari Pak Thomas Jamaludin dari LAPAN. Menurut beliau, malam ini adalah malam antariksa dimana bintang-bintang di angkasa terlihat jelas. Lantas apa yang menjadi alasan malam 6 Agustus 2016 sebagai hari spesial dibanding dengan malam-malam lain? Entahlah, saya belum cermati lebih dalam.
Rencana awal ke Cartil ini adalah nongkrong sembari melihat bintang-bintang. Dari sana 'bisi' saya bisa mencipta satu puisi romantis atau inspirasi lain. Setibanya di Cartil, kami nongkrong di sebuah warung paling pojokan diantara warung-warung kecil. Warung ini bisa dikatakan paling luas. Di sana kami disambut dengan teman-teman satu pendakian yang lain seperti Restu, Icha, dan tiga temennya. Terlebih dahulu sebelumnya dengan Yoga. Kami sendiri ke sini berlima ; saya sendiri, Tami, Abul, Abduh, dan Ferdy. Kita boncengan dengan 3 motor.
Dari ketinggian ini terlihat sekali pemandangan kota Bandung di malam hari. Lampu-lampu rumah, jalan, gedung, dan tempat-tempat publik memendarkan cahaya pengganti bintang-bintang di langit. Ya, malam ini awan tebal menutupi benda-benda langit seperti bintang dan galaksi. Dari Cartil, tak satupun bintang terlihat. Langit seperti roti tawar tanpa teroles 'ceres' dan selai. Saya kecewa, tak satupun kalimat puisi tergubah. Biarpun demikian, obrolan ngalor-ngidul semalam cukup mengobati rasa kesendirian di malam minggu. Kami mengobrolkan banyak hal seperti halnya pengalaman pendakian, rencana traveling, dan juga tema-tema lain.
0 komentar:
Post a Comment