Barusan sekali saya selesai
nonton film briografis yang menceritakan perjalanan intelektual matematikawan
India, Srinivasa Ramanunjan. Judul lengkap film ini adalah "The Man Who Knew
Infinity” dan bisa Anda secara online di link http://layarkaca21.tv/man-knew-infinity-2016/. Kecerdasan Ramanujan (dalam film diperankan Dev Patel) terlihat saat Ia
menjadi seorang pegawai sebagai juru hitung di sebuah departemen milik kolonial
Inggris. Di sana ada seorang India yang melihat kecerdasan Ramanunjan. Hasil
kerjaan Ramanunjan dikirimkannya ke Trinity College, Cambridge, kepada seorang
matematikawan terkemuka G.H. Hardy. Surat balasan Hardy diterima Ramanunjan
yang isinya mempersilahkan matematikawan otodidak India ini untuk bergabung di
sana.
Sesampai di Trinity, Ramanunjan
disuruh oleh Hardy untuk membuktikan teorema yang berhasil dipecahkannya.
Ramanunjan kesal dengan anjuran Hardy pada awalnya. Ia berdalih bahwa rumus-rumus
matematika yang dipecahkannya adalah hasil kontempelasi yang tak harus
dibuktikan. Ia seperti seni. Hardy yang berlatarbelakang matematika pun tidak
puas dengan sikap Ramanunjan sampai terjadi perdebatan hebat pada suatu malam.
Ramanunjan pasca kejadian ini justru membuktikan teoremanya dengan apik sampai
Hardy dibuat terpukau. Satu teorema hebat yang dipecahkan Ramanunjan adalah
teori tentang partisi. Ramanunjan pergi ke Cambridge tujuan awalnya adalah
untuk publikasi. Secara diam-diam, Hardy mempublikasikan karya Ramanunjan
dengan bantuannya yakni di hal pembuktian. Selanjutnya Ramanunjan dapat
membuktikan sendiri (teori partisi) dan ini satu hal yang menjadikannya
diterima sebagai fellow Royal Society.
Penemuan hebat Ramanunjan terjadi
selain karena peran G.H. Hardy juga Littlewood dan MacMahon (ahli kobinatorika
di Trinity College). Namun sayang sekali setahun setelah Ramanunjan menjadi
anggota Royal Society, Ia meninggal dunia. Saat itu matematikawan India ini
berusia 32 Tahun. Pelajaran yang dapat diambil dari film ini adalah bahwa ilmu
pengetahuan datang dari aneka macam orang, baik yang yang mengenyam pendidikan
akademik di kampus maupun tidak. Ramanunjan adalah salah satu contoh seorang
matematikawan yang tidak berpendidikan formal. Biarpun begitu, Ia sejajar
dengan Bethoven, sang mahaguru di bidang musik klasik. Hardy dalam film
menjajarkan nama Ramanunjan dengan Isaac Newton. Karya Ramanunjan yang dipajang
di Trinity College pada 100 tahun kemudian dipakai untuk menganalisis lubang
hitam (black hole).
*) sumber gambar
0 komentar:
Post a Comment