Sunday, August 21, 2016

[RESENSI FILM] The Man Who Knew Infinity

Barusan sekali saya selesai nonton film briografis yang menceritakan perjalanan intelektual matematikawan India, Srinivasa Ramanunjan. Judul lengkap film ini adalah "The Man Who Knew Infinity” dan bisa Anda secara online di link http://layarkaca21.tv/man-knew-infinity-2016/. Kecerdasan Ramanujan (dalam film diperankan Dev Patel) terlihat saat Ia menjadi seorang pegawai sebagai juru hitung di sebuah departemen milik kolonial Inggris. Di sana ada seorang India yang melihat kecerdasan Ramanunjan. Hasil kerjaan Ramanunjan dikirimkannya ke Trinity College, Cambridge, kepada seorang matematikawan terkemuka G.H. Hardy. Surat balasan Hardy diterima Ramanunjan yang isinya mempersilahkan matematikawan otodidak India ini untuk bergabung di sana.

Sesampai di Trinity, Ramanunjan disuruh oleh Hardy untuk membuktikan teorema yang berhasil dipecahkannya. Ramanunjan kesal dengan anjuran Hardy pada awalnya. Ia berdalih bahwa rumus-rumus matematika yang dipecahkannya adalah hasil kontempelasi yang tak harus dibuktikan. Ia seperti seni. Hardy yang berlatarbelakang matematika pun tidak puas dengan sikap Ramanunjan sampai terjadi perdebatan hebat pada suatu malam. Ramanunjan pasca kejadian ini justru membuktikan teoremanya dengan apik sampai Hardy dibuat terpukau. Satu teorema hebat yang dipecahkan Ramanunjan adalah teori tentang partisi. Ramanunjan pergi ke Cambridge tujuan awalnya adalah untuk publikasi. Secara diam-diam, Hardy mempublikasikan karya Ramanunjan dengan bantuannya yakni di hal pembuktian. Selanjutnya Ramanunjan dapat membuktikan sendiri (teori partisi) dan ini satu hal yang menjadikannya diterima sebagai fellow Royal Society.

Penemuan hebat Ramanunjan terjadi selain karena peran G.H. Hardy juga Littlewood dan MacMahon (ahli kobinatorika di Trinity College). Namun sayang sekali setahun setelah Ramanunjan menjadi anggota Royal Society, Ia meninggal dunia. Saat itu matematikawan India ini berusia 32 Tahun. Pelajaran yang dapat diambil dari film ini adalah bahwa ilmu pengetahuan datang dari aneka macam orang, baik yang yang mengenyam pendidikan akademik di kampus maupun tidak. Ramanunjan adalah salah satu contoh seorang matematikawan yang tidak berpendidikan formal. Biarpun begitu, Ia sejajar dengan Bethoven, sang mahaguru di bidang musik klasik. Hardy dalam film menjajarkan nama Ramanunjan dengan Isaac Newton. Karya Ramanunjan yang dipajang di Trinity College pada 100 tahun kemudian dipakai untuk menganalisis lubang hitam (black hole). 

*) sumber gambar geeknewsnetwork.net

0 komentar: