Akan tiba suatu masa di mana kita hanya ditemani laptop dan
segelas kopi
Tiada tawa canda atau bahkan pertikaian kecil
Yang ada hanyalah sendiri dan menyediri
Dunia yang luas seolah hanya sebuah kamar kostan ukuran 1.5
x 3
Lamunan dan perandaian nyatanya justru membuat diri semakin
jauh dari realita
Bunuhlah mimpi dan angan-anganmu !
Kutegapkan badan dan keluar melihat aneka macam orang
Ada dari mereka yang berjibaku mengais sampah untuk dapat
hidup di hari itu
Ada juga SPG yang menawarkan rokok dengan tampilan seksi ala
artis ibukota
Ada juga seorang anak muda yang mendiskusikan kebobrokan
negara di sebuah kafe
Ada juga sekumpulan orang yang tanpa lelah menegakkan moral
suatu kampung
Mengacalah pada mereka !
Aku yang terkungkung dalam lingkungan akademik kemudian merenung
Apakah aku hanya diam ?
Tak lama setelah perenunganku, ada pesan masuk
“Hai Bung, menulislah ..
itulah bentuk perjuanganmu..”
Pesan itu seolah tamparan di tengah pikiran kacau yang lama
sekali pulih
Aku hidupkan jaringan internet, membuka blog dan sejenisnya
Aku lihat tulisanku di berbagai macam jenis media, sebagian
sampah sebagian serius
Aku tersenyum-senyum sendiri
Semilir angin maghrib mengingatkanku pada sastrawan besar, Pramoedya namanya
Teringat pernyataannya, "Tulisanku adalah anak kandungku"
Aku membuka Microsoft Word dan memulai menulis
Menulislah dalam kesendirianmu
Bandung, 1 Oktober 2016
0 komentar:
Post a Comment