Di perayaan ulang tahun Mastel ke-24 jumat lalu (15/12), untuk pertama kalinya saya melihat secara langsung Onno W. Purbo. Saya mengenal nama beliau sejak lama, entah dari sejak kapan saya lupa. Dia dikenal sebagai Bapak Open Source Indonesia yang tentunya di Indonesia sangat terkenal. Ternyata di malam itu Pak Onno mendapatkan penghargaan dari Mastel. Di video yang diputar di layar besar setelah pembacaan beliau sebagai penerima penghargaan oleh MC, ditayangkan kiprah Pak Onno yang turut serta berdayakan (empowering) masyarakat Indonesia lewat pendidikan gratis perihal IT. Setelah acara malam itu, saya kepoin akun twitterPak Onno dan saya dapati gambaran terkait beliau.
Ternyata Pak Onno tak hanya jago IT (baca programming atau otak-atik perangkat), tapi beliau ini adalah campaigner agar masyarakat melek IT. Beliau suka akan mengajar masyarakat yang belum terlalu 'ngeh' dengan IT. Jika Anda mampu bayangkan betapa sulitnya mengajari orang, Anda akan mengangkat topi pada sosok bernama Pak Onno ini. Kesudian beliau untuk mengangkat harkat masyarakat melalui IT inilah yang menjadikan energi beliau untuk berkarya dan terus berkarya. Mungkin dengan melakukan hal tersebut, kehidupan Pak Onno justru semakin punya makna. Perlu diketahui, Pak Onno pernah sempat menjadi dosen ITB tapi beliau memilih keluar dan fokus pada aktivitisnya seperti yang saya singgung di muka.
Nilai
Saya kira sungguh keliru jika penghargaan adalah tujuan utama Pak Onno dalam berkarya berdayakan masyarakat melalui IT. Bagi Pak Onno itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan melihat orang yang buta akan IT menjadi melek IT sehingga dapat manfaat secara finansial maupun non-finansial dari sana. Itu semua adalah masalah pengejaran nilai kehidupan, bagaimana dengan melakukan banyak hal positif di situlah kita mendapatkan arti dari pada hidup. Belajar pada Pak Onno, kita akan malu jika kita banyak mengeluh dalam hidup, apalagi kita masih terlalu muda dibandingkan dengan beliau. Keluar dan berkaryalah sobat !
Ternyata Pak Onno tak hanya jago IT (baca programming atau otak-atik perangkat), tapi beliau ini adalah campaigner agar masyarakat melek IT. Beliau suka akan mengajar masyarakat yang belum terlalu 'ngeh' dengan IT. Jika Anda mampu bayangkan betapa sulitnya mengajari orang, Anda akan mengangkat topi pada sosok bernama Pak Onno ini. Kesudian beliau untuk mengangkat harkat masyarakat melalui IT inilah yang menjadikan energi beliau untuk berkarya dan terus berkarya. Mungkin dengan melakukan hal tersebut, kehidupan Pak Onno justru semakin punya makna. Perlu diketahui, Pak Onno pernah sempat menjadi dosen ITB tapi beliau memilih keluar dan fokus pada aktivitisnya seperti yang saya singgung di muka.
Nilai
Saya kira sungguh keliru jika penghargaan adalah tujuan utama Pak Onno dalam berkarya berdayakan masyarakat melalui IT. Bagi Pak Onno itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan melihat orang yang buta akan IT menjadi melek IT sehingga dapat manfaat secara finansial maupun non-finansial dari sana. Itu semua adalah masalah pengejaran nilai kehidupan, bagaimana dengan melakukan banyak hal positif di situlah kita mendapatkan arti dari pada hidup. Belajar pada Pak Onno, kita akan malu jika kita banyak mengeluh dalam hidup, apalagi kita masih terlalu muda dibandingkan dengan beliau. Keluar dan berkaryalah sobat !
0 komentar:
Post a Comment