Tanpa ucapan selamat ulang tahun, tanpa tiupan lilin, atau
lainnya, saya memulai hari di hari ulang tahun dengan bangun lebih pagi dari
sebelumnya tapi sudah terlewat azan subuh. Betapa sulitnya bangun subuh bagi
saya. Saat itu kondisi saya tidak sedang fit, ada sesuatu yang menganggu
tenggorokan dan rongga hidung saya. Habis sholat, saya kembali tidur sampai saya
dibangunkan oleh gerimis dan sinar matahari. Pecel pical Padang sebagai
sarapan saya pagi itu kemudian dilanjutkan dengan menyeduh teh manis hangat di
warung Medan tak jauh dari lokasi sarapan. Kindle hitam mengiringi seruputan teh
pagi itu, aku membuka buku Technological State in Indonesia buatan senior yang
bekerja di Singapura.
**
Aku tetap melakukan langkah yang tolol di selang usia 26
tahun. Aku bahkan melogiskan hal yang tidak logis dan sering kali berfikir
mengawang di atas langit. Hal itu membuat kegalauan seringkali muncul tanpa
diundang, di mana diri terhanyut ke dalamnya. Kompleksitas hidup membuat diri
sukar mencari benang merah dan kemudian meragukan pegangan. Usia 26 adalah
pertarungan antara prinsip dan realitas, antara pegangan dan hasrat.
Aku merindukan sosok dan suasana yang bisa diajak berdialog
dan berkontempelasi namun itu tak kunjung tiba karena diri sungkan untuk
menjemput takdir. Kesendirian yang menjadi pilihan seorang periset seringkali
dijadikan kambing hitam untuk mengatakan bahwa itu bukan dunia yang ideal.
Hidup di alam pemikiran merasuk dalam pola hubungan dengan sesama manusia,
akibatnya diri terlalu sering fokus pada persoalan, bukan pada solusi.
**
Tertulis di candela kamar tepat di depan meja kerjaku di
kosan target-target fisikal di tahun 2018, di usiaku ke-27. Saya kira itu
tidaklah menarik jika ditulis di sini. Kunci dari semua targetku yaitu satu
“Percaya Diri” sebagai seorang lelaki. Membangun kepercayaan diri aku kira
tidak mudah, butuh alasan mendasar “Mengapa aku harus Percaya Diri ?”.
Jawabannya adalah masalah prinsip dan prinsip itu sifatnya adalah non-fisikal. Semakin
tua, aku harus mampu menjadi pribadi yang percaya bahwa aku adalah seorang
manusia hidup yang diberi pikiran dan hati. Aku harus membuang jauh rasa takut
ditolak, dikacangin, atau bahkan disingkirkan selama aku berpijak pada
kebenaran dan cita-cita.
**
Terima kasih Allah SWT yang masih memberi kesempatan pada
saya untuk hidup. Aku berniat di usia yang baru ini untuk memperkuat pegangan
sehingga tidak terombang-ambing oleh gebyarnya dunia.
Bandung, 19 Desember
2017
0 komentar:
Post a Comment