Judul ini pas dibuat paper ilmiah dan dipresentasikan di forum internasional seperti konferensi. Tesis saya kemarin sebenarnya udah propose model sistem inovasi tapi tahapnya masi studi awal. Setelah tesis kelar dan saya mroyek bersama dosen STEI ngelihat persoalan di bidang industri TIK lebih riil. Apalagi setelah tahu bahwa tiap-tiap Kementerian punya road map-nya masing-masing dan seringkali tidak singkron satu dengan yang lain. Di situ saya kemudian mikir, penting adanya model sistem inovasi yang dapat menjawab problematika yang ada di dunia industri di bidang teknologi.
Model sistem inovasi yang saya maksud ini terntunya tidak sama dengan apa yang telah dirancang Pak Habibie di zaman Orde Baru. Saat itu kita tahu bahwa peran negara sangat dominan dalam menentukan arah kemajuan iptek nasional seperti dana pengembangan perusahaan di-backup oleh APBN. Sejak reformasi 1998, hal tersebut tidak mungkin terulang lagi karena Pemerintah tak lagi sekuat Orde Baru di mana pemain di level elite semakin banyak. Kalo dulu apa kata Presiden, sekarang tidak bisa lagi. Tarik kepentingan di legislatif saat ini kuat sekali.
Ini yang membuat saya berfikir bahwa perlu diajukan sistem inovasi baru untuk menjawab ini semua ; tidak dibebankan sepenuhnya ke Pemerintah (state-led), tidak juga diserahkan begitu saja ke pasar (market-led). Proporsi dua kekuatan tersebut perlu diperhatikan agar pola pengembangan iptek terarah dan berkesinambungan (sustainable). Saya masih sependapat dengan langkah Orba di mana penguasaan iptek melalui industri jadi langsung berkaitan dengan pasar. Nah, model yang dapat mengkalkulasi ini semua mendapatkan berbagai macam batasan (boundary), seperti halnya :
- Politik nasional yang masih belum stabil dengan saling tarik-ulur kepentingan
- Arus informasi lintas-negara dengan hadirnya teknologi informasi yang membuat batas-batas negara semakin tidak jelas
- Masih kuatnya aliran ekonom konsumtif di Indonesia bukan produktif dengan mencipta produk bernilai tambah (add-value)
- Ketidaksingkronan road-map antar lembaga Pemerintah seperti Kementerian dan negara
- Minimnya jumlah industri di Indonesia yang kuat di riset
- Birokrasi di lembaga Pemerintah/negara masih mengadopsi paradigma lama
Meskipun kita miliki berbagai keterbatasan di atas, namun kita juga memiliki beberapa kelebihan :
- Hadirnya teknologi informasi memungkinkan kita mendapatkan sumber-sumber primer dari berbagai belahan dunia untuk pengembangan iptek nasional
- Banyaknya generasi muda yang telah menyelesaikan studi S2/S3 dari berbagai disiplin keilmuan dan universitas terkemuka dalam/luar negeri
- Etos kerja yang tinggi dan spirit kolaborasi dari generasi muda memungkinkan untuk bekerja lebih produktif
- Hadirnya teknologi informasi memungkinan market tidak terbatas dari dalam negeri melainkan juga di berbagai belahan dunia lainnya
- Bonus demografi yang mencapai puncaknya di tahun 2030
Dari kelebihan dan kekurangan di atas, saya berfikir untuk merumuskan model sistem inovasi baru. Semoga saya bisa menumpahkannya di paper ilmiah. Judulnya kurang lebih "Endorsing New Model of Innovation System in Indonesia". Semoga bisa terlaksana dalam waktu dekat, amiin.
*) Gambar diambil dari http://lbs.ac.at/the-performance-of-the-austrian-innovation-system/
*) Gambar diambil dari http://lbs.ac.at/the-performance-of-the-austrian-innovation-system/
0 komentar:
Post a Comment