Thursday, April 26, 2018

Drone akan Merevolusi Pertanian



Pesawat Terbang Tanpa Awak (UAV), lebih dikenal dengan drone – digunakan secara komersial sejak awal 1980an. Saat ini, penggunaan drone secara praktis berkembang lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya dalam berbagai industri. Menyikapi perkembangan teknologi yang cepat, perusahaan membuat bisnis baru dan mengoperasikan model untuk UAV.

Nilai total dari solusi yang didukung oleh drone dalam industri signifikan – lebih dari 127 milyar dollar, berdasarkan analisis PwC saat ini. Di antara yang paling menjanjikan adalah pertanian. Dengan populasi dunia yang diproyeksikan mencapai 9 milyar orang pada 2050, para ahli memprediksi konsumsi pertanian meningkat hingga sekitar 70 persen pada periode waktu yang sama. Sebagai tambahan, cuaca ekstrem sedang naik, menciptakan hambatan tambahan untuk produktivitas.
Para produsen sektor pertanian harus mengadopsi strategi-strategi revolusioner untuk memproduksi makanan, meningkatan produktivitas, dan membuat keberlanjutan suatu prioritas. Drone adalah bagian dari solusi, bersama dengan kolaborasi yang dekat antara pemerintah, pemimpin teknologi, dan industri.

Enam Opsi Drone untuk Pertanian

Teknologi drone akan memberikan industri pertanian suatu perubahan radikal dengan teknologi tinggi, melalui perencanaan dan strategi yang didasarkan pada pengumpulan dan pemrosesan data secara real-time. PwC mengestimasi market untuk solusi berdasarkan drone mencapai 32.4 milyar dollar. Berikut adalah enam cara drone (aerial dan ground-based) digunakan dalam tanaman :

1.       Analisis tanah dan sawah. Drone dapat menjadi instrumen permulaan siklus tanaman. Drone dapat hasilkan peta presisi 3-D untuk analisis tanah awal, berguna dalam merencanakan pola penanaman bibit. Setelah menanam, analisis tanah dari drone menyediakan data untuk irigasi dan manajemen tingkat nitrogen.

2.       Penanaman. Startup telah membuat sistem penanaman dengan drone yang mencapai tingkat serapan 75 persen dan menurunkan biaya tanam hingga 85 persen. Melalui sistem ini, bibit dan nutrisi tanaman dapat dengan mudah diberikan ke dalam tanah, menyediakan tanaman semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup.

3.       Penyemprotan tanaman. Peralatan yang mengukur jarak – dengan metode gema ultrasonic dan laser seperti yang digunakan dalam deteksi cahaya dan pengukuran jarak, atau LiDAR – memungkinkan suatu drone menyesuaikan ketinggian sebagai perbedaan topografi dan geografi, dan kemudian mencegah tabrakan. Konsekuensinya, drone dapat men-scan tanah dan menyemprotkan cairan yang tepat, mengatur jarak dari tanah dan menyemprotkan secara real time. Hasilnya, efisiensi ditingkatkan dengan suatu reduksi dari sejumlah penetrasi kimia ke dalam air tanah. Sebagai fakta, para ahli mengestimasi bahwa penyemprotan udara lima kali lebih cepat dilakukan dengan drone dari pada mesin tradisional.

4.       Monitoring tanaman. Lahan yang luas dan efisiensi yang rendah dalam monitoring tanaman mencipatakan masalah terbesar dalam pertanian. Tantangan monitoring diperparah oleh meningkatnya kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi, mendorong risiko dan biaya pengawasan lahan. Sebelumnya, citra satelit menawarkan bentuk paling canggih untuk monitoring. Namun terdapat kekurangan-kekurangan. Citra harus diorder terlebih dahulu dan dapat diambil hanya sekali dalam sehari, dan tidak presisi. Lebih jauh lagi, jasa ini sangat mahal dan kualitas gambar secara khusus didapatkan pada hari-hari tertentu saja. Sekarang, animasi time-series dapat menunjukkan pengembangan yang presisi dari suatu tanaman dan ketidakefisienan produksi, menjadikan manajemen tanaman yang lebih baik.

5.       Irigasi. drone dengan sensor hyperspectral, multispectral, atau termal dapat mengidentifikasi bagian-bagian dari suatu lahan basah atau membutuhkan perbaikan. Sebagai tambahan, ketika tanaman tumbuh, drone mengikuti kalkulasi dari indeks vegetasi, yang menggambarkan densitas relatif dan kesehatan tanaman, dan menggambarkan tanda panas, jumlah energi atau panas tanaman mengeluarkan emisi.

6.       Penilaian kesehatan tanaman. Penting untuk menilai kesehatan tanaman dan menempatkan bakteri atau infeksi jamur pada tanaman. Dengan men-scan tanaman menggunakan baik cahaya biasa maupun inframerah, drone dapat mengidentifikasi bagian tanaman mana yang menunjukkan jumlah yang berbeda dari cahaya hijau dan cahaya NIR. Informasi ini dapat memproduksi gambar multispectral yang melacak perubahan dalam tanaman dan mengidikasikan kesehatannya. Respon yang cepat dapat menghemat seluruh kebun. Lebih lanjut, segera setelah penyakit ditemukan, para petani dapat menjalankan dan memonitor pengobatan lebih presisi. Dua kemungkinan ini meningkatkan kemampuan tanaman untuk mencegah penyakit. Dan di kasus kegagalan tanaman ini, petani akan mampu mendokumentasikan kerugian lebih efisien untuk klaim asuransi.
                              
Kedepan, UAV mungkin akan mencakup iring-iringan, atau gerombolan dari drone otonom yang dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan secara kolektif, maupun aktor-aktor drone aerial-ground yang dapat mengumpulkan data dan melakukan berbagai variasi dari pekerjaan.


Sitasi : Mazur, Michal. (2016). Six Ways Drones Are Revolutionizing Agriculture, PWC July 20, 2016 https://www.technologyreview.com/s/601935/six-ways-drones-are-revolutionizing-agriculture/

0 komentar: