Saturday, April 21, 2018

Sejarah Evolusi UAVdari Awal sampai 70an


Keinginan manusia untuk terbang telah dilakukan sejak waktu yang lama (Dedak dan Icar), baru kemudian untuk projek sains fundamental (Leonardo da Vinsi 1452-1519, Montgolfier 1783). Impian terbang tidak berhenti di sini, namun berlanjut dengan mesin ringan yang dapat terbang lebih ringan dibandingkan dengan udara (Santos-Dumont 1899, Zeppelin 1900-1909), kemudian mesin yang lebih berat (Otto Lilienthal, 1890-1896), baru kemudian berlanjut di Perang Dunia I dan Peran Dunia II.
Evolusi mesin tak berawak sama dengan  sesuatu di bawah komando manusia, dan konflik militer membuktikan yang paling efisien untuk mendorong terciptanya inovasi di bidang ini. Teknologi dan evolusi desain mempengaruhi pengembangan mesin tak berawak, kemudian menjangkau suatu desain yang kompleks selama bertahun-tahun.

Sistem pesawat tak bepilot dikenal dengan banyak nama dan akronim seperti halnya : drone, RPV (Remotely Piloted vehicle) UAV (Unmanned Aerial Vehicle), UCAV (Uninhabited Combat Aerial Vehicle), FVO (Organic Aerial Vehicle), UCAV/S (Unhibited Combat Aircraft Vehicle/System), RPA (Remotely Piloted Aircraft), RPH (Remotely Piloted Helicopter), Aerial Robotics, MAV (Micro Aerial Vehicle), dan yang lain. 

Dalam sejarahnya, UAVmengalami evolusi khususnya dalam sistemnya. Dalam projek pertama, kontribusi utamanya pada penemuan mekanisme otonom yang terjadi selama Phytagoras dan dikaitkan dengan Archytas dari Tarantas (Italia Selatan). Dalam UAV ini, diimplementasikan satu bagian dari konsep geometri kemudian baru diciptakan di tahun 425 BC yang disebut sebagai UAV pertama. Sebagai burung mekanis yang dapat terbang dengan mekanisme yang diletakkan dalam perut. 

Di tahun 400 BC China mendokumentasikan ide dari suatu perangkat yang menjangkau penerbangan vertikal. Leonardo Da Vinci di tahun 1483, mendesain suatu pesawat yang dapat naik vertikal, didasarkan atas penemuan ahli terdahulu (ancestor) terkait helicopter. Juga di tahun 1508 Da Vinci mendesain suatu burung mekanik yang berisi mekanisme engkol ganda yang turun bersama sebuah kabel. 

Kemudian di tahun 1754, Mikhail Lomonosov mendesain impeller aksial dan di tahun 1783 Bienvenue Launoy mendesain sebuah propeller model kontra (counter-model), yang didasarkan pada ide orang Cina. George Cayley mendesain sebuah carriage convertiplane yang masi pada tahap ide terkait besarnya sistem propulsi yang pada waktu itu satu-satunya yang dapat untuk lokomotif uap.
Di tahun 1840, Horatio Philips mendesain suatu mesin yang dapat terbang secara vertikal. Teknologi ini berisi suatu ketel miniatur untuk menggerakkan uap dan di tahun 1860, Ponton d’Amecourt menerbangkan model helicopter yang digerakkan oleh uap. 

Pertama kalinya Penggunaan Mesin Drone

Di tahun 1849 pertama kalinya digunakan suatu kendaraan udara tempur yang tidak berawak ketika orang Austria menyerang kota Venice Italia dengan 200 balon tak berawak yang dibebani bom dipasang dengan perangkat waktu. Di tahun 1900 Nikola Tesla (1856-1943) menyajikan konsep kontrol wireless balon dan di tahun 1915 digambarkan sebuah armada dari kendaan udara tak berawak dalam pertempuran udara.

Dalam Perang Dunia I, di tahun 1916, terjadi uji coba pertama menggunakan kendaraan udara tak berawak yang disebut “target udara” oleh Archibald Montgomery Low (1888-1956), pesawat target dikontrol dari darat secara otomatis, Hewitt-Sperry menyebutnya “bom terbang” yang diintergrasikan dalam kontrol sebuah giroskop (1917). Di tahun 1917 November, pesawat Kettering Bug yang disebut “torpedo udara”, terbang  dalam mode otomatis untuk perwakilan militer Amerika, meskipun tidak siap untuk terbang di perang.

Di tahun 1935 dikembangkan suatu seri RPV. Projek ini dipimpin oleh Reginald Denny (1891-1967). Di tahun 1939, Reginald Denny juga kenalkan sebuah pesawat RC berbiaya rendah untuk latihan para penembak AA. Di tahun yang sama, dia mendemonstrasikan prototipe lain untuk tentara Amerika : RP-RP-3 dan 4.

Di Perang Dunia II, pada Juni 1944 Jerman menggunakan Fi-103 (V1) selama PD II yang dikenal rudal jelajah (cruise missile). Pada Oktober 1944, misi tempur pertama dan penggunaan dari sebuah UAV dibuat di Pulau Balla. Jepang dibom 10 bom oleh UAV TDR-1 yang dibuat oleh Interstate Aircraft Company di Los Angeles milik tentara Amerika. Juga di tahun 1944 diadakan projek Aphrodite, suatu program yang mengkonversi US B-17 dan PBY-4Y ke dalam drone yang membawa bom. Drone ini digunakan kemudian untuk uji nuklir di misi “kotor” klasik.

Pasca PD II, di bulan April 1946 pesawat pertama yang terbang tanpa awak adalah Northrop hasil riset: Northrop P-61 Black Widow yang memiliki tugas mengumpulkan data cuaca untuk Biro Cuaca Amerika (US Wather Bureau). Di tahun 1951, mesin jet pertama digunakan (Teledyne Ryan Firebee tipe I). Di tahun 1955 terdapat penerbangan pertama dari pesawat tanpa awak untuk pengintaian (Northrop radioplane SD-1 Falconer/Observer) yang selanjutnya digunakan oleh militer Amerika dan perusahaan Inggris Beechcraft. Baru kemudian memasuki permainan dengan model 1001 yang digunakan oleh tentara Amerika.

Di tahun 1959 lahir penerbangan tak awak dengan RPV/UAV, ketika USAF fokus pada hilangnya pilot Amerika di wilayah musuh dalam waktu itu. Di tahun 1960, peluncurkan program UAV dikodekan “Red Wagon”, ketika U-2 yang diterbangkan Francis Gary Powers ditembak jatuh oleh Uni Soviet dan di bulan Agustus pada waktu yang sama terdapat penerbangan pertama dari helicopter tak berawak Gyrodine QH-50A di Maryland. 

Di bulan Agustus 1964, di Gulf Tonkin Amerika digunakan UAV dalam konflik antara tentara Amerika dan tentara Vietnam Utara. Sejak 1964 sampai jatuhnya Saingon pada tahun 1975, USAF Strategic Reconnaissance Wing 100 3435 meluncurkan drone Ryan untuk pengintaian sepanjang Viertnam Utara di mana mereka kehilangan pesawat tanpa awak 554 buah. Di tahun 1966 diinisasi projek Lone Eagle (kemudian disebut Compass Arrow) untuk desain UAV cukup untuk misi pengintaian di Cina, sehingga muncul D-21 yang diluncurkan oleh tentara Amerika kemudian diikuti oleh North America Ryan Aeronautical. Tujuannya adalah untuk menyajikan foto dari misi pengintaian di dataran tinggi.

Di tahun 1976, pengenalan utilitas pesawat dikenalkan di Vietnam. Ini merupakan tahapan pertama untuk digunakan dalam pertempuran UAV baik di laut maupun darat.

Epilog

Pengujian UAV dan vektor-vektor fungsional telah dikembangkan baik dalam konsep rotary wing maupun fixed-wing (lebih berat dari udara) dan sayap tiup (lebih ringan dari udara). Pengembangan UAV di lapangan menghasilkan suatu perubahan konsep arsitektural melalui pengembangan dan operasi UAV berkenaan dengan fitur-fitur dan kapabilitas-kapabilitas yang secara terus menggerakkan tipe-tipe konstruksi di satu sisi dan di sisi lainnya wilayah penggunaannya.

Sistem pesawat udara tak berawak terus dikembangkan, khususnya untuk kepentingan utama : kemampuan mengoperasikan lingkungan berbahaya tanpa risiko manusia. Pengembangan UAV ini menghasilkan suatu perubahan dalam konsep terkait arsitektur dan operasi melalui evolusi terkait karakteristik dan kapabilitasnya.

Tantangan sekarang yaitu kebutuhan akan kontrol jaringan terbang dan monitoring. Komponen ini memiliki dampak yang signifikan untuk menyajikan pengembangan kelebihan beban udara jauh dari batasan manusia. Berkenaan dengan desain, terdapat keuntungan yang jelas jika dibandingkan dengan pesawat berpilot. UAV dapat didesain dalam berbagai ukuran begantung pada misi yang akan dilakukan, mulai dari misi taktik sampai dengan operasi strategis.


Sitasi : Prisacariun, Vasile. (2017). The History and The Evolution of UAV’s From The Beginning Till The 70s, Journal of Defense Resources Management Vol. 8, Issue 1 (14)/2017

0 komentar: