Perusahaan startup merupakan
perusahaan yang baru berdiri yang berjuang untuk bertahan. Umumnya perusahaan ini
dibentuk oleh ide-ide brilian dan tumbuh menjadi sukses. Secara umum perusahaan
startup dicirikan sebagai berikut. Pertama, banyak perusahaan startup gagal
dalam tahapan yang sangat awal dan kurang dari sepertiga dari mereka berubah
menjadi perusahaan -“tingkat kegagalan yang tinggi”. Kedua, kegagalan terjadi
karena beberapa alasan seperti kekurangan pendanaan, masalah manajemen tim,
kurangnya pengetahuan bisnis yang cukup, ketinggalan teknologi, dan sebagainya –
“masalah-masalah startup”. Ketiga, kebanyakan startup yang bertahan mungkin menjadi
perusahaan sukses memainkan peranan yang
signifikan dalam ekonomi – “kisah sukses”. Keempat, terdapat kotak hitam yang
disebut “lembah kematian” yaitu lebih dari suatu metafora dari pada tahapan yang
telah jelas. Meskipun jika kotak hitam ini dipelajari, bisa jadi tidak sesuai
dengan kondisi lapangan – “tahapan startup”.
Adapun siklus perjalanan (lifecycle) dari perusahaan startup
adalah sebagai berikut :
1. Tahapan
bootstrap
Ini adalah
tahapan yang paling awal, entrepreneur secara pribadi menginisiasi beberapa
aktivitas untuk merealisasikan idenya ke dalam bisnis yang menguntungkan. Namun,
ia mempertimbangkan risiko yang lebih besar atau juga tingkatan yang tidak
pasti, melanjutkan bekerja dalam ide usaha yang baru, mambuat sebuah tim,
menggunakan dana pribadi, dan meminta anggota keluarga dan teman untuk berinvestasi.
Bootstrap, terkadang didefinisikan sebagai cara yang paling kreatif untuk mendapatkan
sumber daya tanpa meminjam, dipertimbangkan untuk menjadi satu dari area riset
entrepreneurship yang paling paling banyak dilakukan. Tujuan dari tahapan ini
adalah untuk melihat bagaiamana perusahaan tumbuh melalui pengenalan kelayakan
produk, kapabilitas manajemen keuangan, pembentukan dan manajemen tim, dan
penerimaan kostumer. Angel investor
lebih mungkin untuk berinvestasi di tahapan ini.
2. Tahapan
benih (seed stage)
Setelah tahapan
bootstrap, founder perusahaan memasuki memasuki tahapan baru, yaitu tahapan
benih atau seed stage. Tahapan ini
dicirikan dengan kerja tim, pengembangan prototipe, memasuki market, valuasi
usaha, mencari mekanisme dukungan seperti akselerator dan inkubator, dan
investasi rata-rata untuk kembangkan startup. Terus terang, kebanyakan startup gagal
di tahapan ini. Tahapan ini dicirikan dengan modal awal yang digunakan untuk
membuat produk dan/atau jasa. Kemudian, para pendiri mencari mekanisme dukungan
seperi akselerator, inkubator, pusat pengembangan bisnis kecil, dan tempat
penetasan untuk mengakselerasi proses. Di sisi lain, mereka yang sukses dalam
menerima dukungan akan memiliki kesempatan yang lebih besar menjadi perusahaan
yang menguntungkan. Tanpa mengatakan bahwa valuasi secara normal berakhir pada
akhir tahapan ini.
3. Tahap
pembuatan (creation stage)
Tahapan ini
terjadi ketika perusahaan menjual produknya, memasuki market, dan meng-hire pegawai untuk pertama kalinya. Beberapa
peneliti mengatakan bahwa entrepreneurship berhenti ketika tahapan ini
berakhir. Di akhir tahapan ini, organisasi/perusahaan dibentuk dan perusahaan
keuangan dipertimbangkan menjadi pilihan
utama untuk membiayai perusahaan. Kapital ventura memfasilitasi tahapan ini
dengan membiayai usaha tersebut.
Tantangan Startup
Beberapa tantangan
startuo sebagai berikut. Pertama, tantangan finansial. Finansial
merupakan bagian integral dari proses startup. Setiap startup akan menghadapi
isu dan masalah finansial karena beberapa alasan dan dalam tahapan yang
berbeda. Contohnya, selama tahapan bootstrap, founder perusahaan bernegosiasi
dengan anggota keluarga dan teman untuk meyakinkan mereka dalam berinvestasi. Di
tahapan awal-awal, dia akan mungkin membutuhkan lebih banyak uang untuk
meluaskan usaha ini. Sesudah itu, dalam seed
stage, founder sebaiknya mencari angel investor dan meyakinkan mereka
dengan perencanaan valuasi yang beralasan. Kemudian, dalam creation stage, founder sebaiknya menyiapkan suatu rencana bersama
dokumen pendukung untuk mengambil keuntungan dari modal usaha.
Kedua, sumber daya. Startup secara normal mulai dengan satu
founder dan/atau beberapa co-founder. Seiring berjalannya waktu, founder
membutuhkan lebih banyak para ahli untuk kembangkan prototipe, MVP, dan
lain-lain. Kemudian, dia harus bernegosiasi dengan orang-orang, membuat tim dan
akhirnya meng-hire pegawai. Proses ini
sangat penting untuk berhasil dan jika founder tidak cukup pengetahuan dalam
lapangan, startup mungkin akan gagal disebabkan oleh isu manajemen sumber daya.
Ketiga, mekanisme dukungan. Terdapat sejumlah mekanisme
dukungan yang memainkan peranan signifikan dalam lifecycle startup. Mekanisme dukungan ini mencakup angle investor, tempat penetasan, inkubator,
science and technology park, akselerator, pusat pengembangan bisnis kecil,
ventura kapital, dan sebagainya. Kurangnya akses dari mekanisme dukungan ini
meningkatkan risiko kegagalan.
Keempat, elemen lingkungan. Banyak startup gagal karena
kurangnya perhatian pada elemen lingkungan, seperti halnya tren yang ada, batasan
dalam market, isu legal, dan sebagainya. Sementara suatu fasilitas lingkungan
yang mendukung kesuksesan startup, namun suatu kejahatan satu dapat
menghasilkan kegagalan. Lingkungan untuk startup bisa jadi lebih sulit dan
kritis dibandingkan untuk perusahaan yang sudah established.
Sitasi : Salamzadeh, Aidin dan
Kesim, Hiroko Kawamorita. (2015). Startup
Company : Life Cycle and Challenges, ResearchGate, Conference Paper,
January 2015 (open-access)
0 komentar:
Post a Comment