Tuesday, April 24, 2018

Siklus Perusahaan Startup



Perusahaan startup merupakan perusahaan yang baru berdiri yang berjuang untuk bertahan. Umumnya perusahaan ini dibentuk oleh ide-ide brilian dan tumbuh menjadi sukses. Secara umum perusahaan startup dicirikan sebagai berikut. Pertama, banyak perusahaan startup gagal dalam tahapan yang sangat awal dan kurang dari sepertiga dari mereka berubah menjadi perusahaan -“tingkat kegagalan yang tinggi”. Kedua, kegagalan terjadi karena beberapa alasan seperti kekurangan pendanaan, masalah manajemen tim, kurangnya pengetahuan bisnis yang cukup, ketinggalan teknologi, dan sebagainya – “masalah-masalah startup”. Ketiga, kebanyakan startup yang bertahan mungkin menjadi perusahaan sukses  memainkan peranan yang signifikan dalam ekonomi – “kisah sukses”. Keempat, terdapat kotak hitam yang disebut “lembah kematian” yaitu lebih dari suatu metafora dari pada tahapan yang telah jelas. Meskipun jika kotak hitam ini dipelajari, bisa jadi tidak sesuai dengan kondisi lapangan – “tahapan startup”.

Adapun siklus perjalanan (lifecycle) dari perusahaan startup adalah sebagai berikut :

1.       Tahapan bootstrap
Ini adalah tahapan yang paling awal, entrepreneur secara pribadi menginisiasi beberapa aktivitas untuk merealisasikan idenya ke dalam bisnis yang menguntungkan. Namun, ia mempertimbangkan risiko yang lebih besar atau juga tingkatan yang tidak pasti, melanjutkan bekerja dalam ide usaha yang baru, mambuat sebuah tim, menggunakan dana pribadi, dan meminta anggota keluarga dan teman untuk berinvestasi. Bootstrap, terkadang didefinisikan sebagai cara yang paling kreatif untuk mendapatkan sumber daya tanpa meminjam, dipertimbangkan untuk menjadi satu dari area riset entrepreneurship yang paling paling banyak dilakukan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk melihat bagaiamana perusahaan tumbuh melalui pengenalan kelayakan produk, kapabilitas manajemen keuangan, pembentukan dan manajemen tim, dan penerimaan kostumer. Angel investor lebih mungkin untuk berinvestasi di tahapan ini.

2.       Tahapan benih (seed stage)
Setelah tahapan bootstrap, founder perusahaan memasuki memasuki tahapan baru, yaitu tahapan benih atau seed stage. Tahapan ini dicirikan dengan kerja tim, pengembangan prototipe, memasuki market, valuasi usaha, mencari mekanisme dukungan seperti akselerator dan inkubator, dan investasi rata-rata untuk kembangkan startup. Terus terang, kebanyakan startup gagal di tahapan ini. Tahapan ini dicirikan dengan modal awal yang digunakan untuk membuat produk dan/atau jasa. Kemudian, para pendiri mencari mekanisme dukungan seperi akselerator, inkubator, pusat pengembangan bisnis kecil, dan tempat penetasan untuk mengakselerasi proses. Di sisi lain, mereka yang sukses dalam menerima dukungan akan memiliki kesempatan yang lebih besar menjadi perusahaan yang menguntungkan. Tanpa mengatakan bahwa valuasi secara normal berakhir pada akhir tahapan ini.

3.       Tahap pembuatan (creation stage)
Tahapan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya, memasuki market, dan meng-hire pegawai untuk pertama kalinya. Beberapa peneliti mengatakan bahwa entrepreneurship berhenti ketika tahapan ini berakhir. Di akhir tahapan ini, organisasi/perusahaan dibentuk dan perusahaan keuangan  dipertimbangkan menjadi pilihan utama untuk membiayai perusahaan. Kapital ventura memfasilitasi tahapan ini dengan membiayai usaha tersebut.

Tantangan Startup

Beberapa tantangan  startuo sebagai berikut. Pertama, tantangan finansial. Finansial merupakan bagian integral dari proses startup. Setiap startup akan menghadapi isu dan masalah finansial karena beberapa alasan dan dalam tahapan yang berbeda. Contohnya, selama tahapan bootstrap, founder perusahaan bernegosiasi dengan anggota keluarga dan teman untuk meyakinkan mereka dalam berinvestasi. Di tahapan awal-awal, dia akan mungkin membutuhkan lebih banyak uang untuk meluaskan usaha ini. Sesudah itu, dalam seed stage, founder sebaiknya mencari angel investor dan meyakinkan mereka dengan perencanaan valuasi yang beralasan. Kemudian, dalam creation stage, founder sebaiknya menyiapkan suatu rencana bersama dokumen pendukung untuk mengambil keuntungan dari modal usaha.

Kedua, sumber daya. Startup secara normal mulai dengan satu founder dan/atau beberapa co-founder. Seiring berjalannya waktu, founder membutuhkan lebih banyak para ahli untuk kembangkan prototipe, MVP, dan lain-lain. Kemudian, dia harus bernegosiasi dengan orang-orang, membuat tim dan akhirnya meng-hire pegawai. Proses ini sangat penting untuk berhasil dan jika founder tidak cukup pengetahuan dalam lapangan, startup mungkin akan gagal disebabkan oleh isu manajemen sumber daya.

Ketiga, mekanisme dukungan. Terdapat sejumlah mekanisme dukungan yang memainkan peranan signifikan dalam lifecycle startup. Mekanisme dukungan ini mencakup angle investor, tempat penetasan, inkubator, science and technology park, akselerator, pusat pengembangan bisnis kecil, ventura kapital, dan sebagainya. Kurangnya akses dari mekanisme dukungan ini meningkatkan risiko kegagalan.

Keempat, elemen lingkungan. Banyak startup gagal karena kurangnya perhatian pada elemen lingkungan, seperti halnya tren yang ada, batasan dalam market, isu legal, dan sebagainya. Sementara suatu fasilitas lingkungan yang mendukung kesuksesan startup, namun suatu kejahatan satu dapat menghasilkan kegagalan. Lingkungan untuk startup bisa jadi lebih sulit dan kritis dibandingkan untuk perusahaan yang sudah established.

Sitasi : Salamzadeh, Aidin dan Kesim, Hiroko Kawamorita. (2015). Startup Company : Life Cycle and Challenges, ResearchGate, Conference Paper, January 2015 (open-access)

0 komentar: